PANGKALAN BUN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mengklaim penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun ini mengalami penurunan drastis.
Berdasarkan data yang dihimpun Dinkes Kobar selama empat bulan terakhir, yakni sejak Januari sampai dengan April 2017, tercatat jumlah penderita sebanyak 13 orang.
Sementara di tahun sebelumnya dengan rentang waktu Januari hingga April 2016 jumlah penderita 128 orang.
Kepala Dinkes Kobar, Ratna melalui Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK), Jamin Ginting mengatakan menurunnya angka penderita DBD di Kobar itu tidak lepas dari mulai tingginya kesadaran masyarakat turut serta melakukan pencegahan.
Yakni dengan menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing, terutama yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk. Di samping itu kata dia, faktor cuaca yakni terjadinya musim pancaroba selama empat bulan terakhir menyebabkan turunnya perkembangbiakkan nyamuk Aedes Aegypti.
"Meski mengalami penurunan, kami tetap waspada, dengan melakukan penanggulangan di lapangan. Terutama di daerah Kelurahan Madurejo, Kecamatan Arut Selatan (Arsel)," ujar Jamin Ginting, Kamis (27/4).
Lanjut dia, dari 13 penderita tersebut, tercatat sebagian besarnya berasal dari Kelurahan Madurejo. Sedangkan sisanya dari kelurahan lain.
"Kita bersyukur dari sekian jumlah penderita yang ditemukan itu, tidak ada satupun laporan yang masuk menyatakan penderita ada yang meninggal. Karena semuanya sudah ditangani dengan baik di tingkat puskesmas maupun rumah sakit," papar Jamin.
Sementara saat dikonfirmasi terkait upaya pencegahan dan penanggulangan ke depan. Ia menjelaskan, upaya ke depan dengan melakukan sosialisasi dan fogging di daerah ditemukannya kasus DBD.
Ia juga menyebut selain melakukan penanggulangan terhadap DBD, tahun ini, pihaknya juga gencar melakukan penanganan terhadap penyakit menular dan tidak menular.
Seperti penyakit HIV/AIDS, dan tekanan darah tinggi, diabetes, ginjal dan sebagainya. Ini dilakukan dalam rangka menekan jumlah penderita di tengah masyarakat. Langkah itu dilakukan dengan terlebih dahulu survei di lapangan terkait data dan riwayat hidup penderita. (el/fm)