PANGKALAN BANTENG- Seluruh pedagang sayur mayur di Pasar Karang Mulya Pangkalan Banteng Kabupaten Kobar mengaku mereka hanya menjual bawang putih impor dari China (Tiongkok). Akibatnya, dampak kenaikan harga komoditas tersebut tak dapat terhindarkan lagi.
”Iya mas, bawang impor semua ini. Di sini susah cari bawang putih lokal. Kalau pun ada juga terbatas, dan itu pun harus pesan sendiri ke Jawa,”ungkap Ceping, salah satu pedagang sayuran di pasar tersebut, saat dibincangi, Senin (1/5) pagi.
Dilanjutkan Ceping, saat ini harga bawang putih sudah menyentuh Rp 900 ribu per karung Padahal sebelumnya harga perkarung hanya Rp 650 ribu, bahkan paling tinggi mencapai Rp750 ribu. Selain itu menurutnya, dalam setiap karung biasanya hanya memiliki berat kotor sekitar 19 kilogram. Bahkan bila apes, berat kotor bawang hanya 18 kilogram. ”Rata-rata 19 kilogram, kalau pas tidak rezeki kadang pernah dapat yang 18 kilogram,”ungkapnya.
Hal senada diungkapkan pedagang lainnya bernama Dimas. Menurutnya dengan berat kotor 19 kilogram perkarung, setelah dibersihkan dan disortir bawang yang busuk dan kering, maka berat bersih maksimal hanya mencapai 17-18 kilogram. ”Kita bersihkan kulitnya dan akar-akar yang masih tersisa. Belum lagi ada yang busuk dan kering. Dapat 18 kilogram bersih saja sudah bagus itu,”tambahnya.
Menurut Dimas, dengan kondisi tersebut, maka sangat wajar bila pedagang menjual bawang putih hingga Rp 50 ribu hingga Rp 55 ribu perkilogramnya.
Selain itu bapak dua anak ini juga menilai, ketergantungan pasar lokal tersebut dengan pasokan bawang impor dari China membuat mereka tak berkutik untuk mempertahankan harga jual. Ketiadaan pasokan bawang lokal dari negeri sendiri sebagai penyeimbang kebutuhan, menjadi penyebabnya. Kemudian, kondisi bawang lokal yang dikenal kurang tahan lama karena mudah busuk juga menjadi kendala bagi para pedagang. Dan hal itu seakan menjadi buah simalakama bagi para pedagang.
”Bawangnya impor, kalau dari asal sudah naik tetap saja tidak bisa dibendung harganya. Selain bawang putih, bawang merah juga sudah mulai mengikuti. Bawang merah saat ini sudah tembus Rp 40 ribu perkilogram,” pungkas Dimas. (sla/gus)