PANGKALAN BUN - Kelulusan siswa SMA sederajat dirayakan dengan corat-coret seragam sekolah dan konvoi keliling Kota di Pangkalan Bun menggunakan kendaraan roda dua. Larangan konvoi yang dikeluarkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) tidak digubris siswa.
Kepala Disdikbud Kobar Aida Lailawati menyatakan, dinas sudah berpesan kepada seluruh kepala sekolah agar melarang anak didik konvoi karena membahayakan siswa dan menggangu ketertiban umum. Sedangkan aksi mencoret-coret baju masih diperbolehkan.
"Aksi coret baju tidak masalah karena itu luapan kegembiraan mereka. Kalau konvoi, mengganggu ketertiban umum dan lalu lintas," tandasnya.
Jumlah peserta ujian nasional untuk SMA ada 1.655 peserta dan SMK ada 1.284 peserta. Nilai tertinggi untuk UNKP SMK yakni Alip Fatmawati dari SMK 1 Pangkalan Bun dengan nilai 301,0. Sedangkan untuk nilai rata-rata tertinggi program IPA diraih Alexandi Susanto dan Cici Auliadelion dari SMA 1 Pangkalan Bun dengan nilai 322,5, serta jurusan IPS atas nama Tiara Andansari dengan nilai 328.5.
"Pesertanya lulus 100 persen. Ada juga yang tidak lulus karena tidak ikut ujian, seperti ada yang sudah menikah, sakit dan sudah meninggal dunia. Jadi tidak masuk sebagai peserta ujian," terangnya.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Kobar AKP Asdini Pratama Putra menyampaikan, personel dari Satlantas Polres Kobar sudah disebar pada titik yang biasa dilalui anak sekolah. "Biasanya kelulusan dilakukan pawai yang tidak sesuai dengan ketentuan dan membahayakan bagi pengendara dan orang lain," tutur Asdini.
Namun pihaknya kesulitan menangkap siswa konvoi. Siswa selalu menghindar dengan memilih jalur alternatif ketika bertemu satlantas. "Jadi inilah kesulitan kami karena kalau dilakukan pengejaran ditakutkan berbahaya kepada mereka," pungkas Asdini. (jok/yit)