PANGKALAN BANTENG- Baru sekitar tiga bulan merasakan harga tinggi, kini petani karet di Pangkalan Banteng harus bersiap dengan makin terjun bebasnya harga getah yang terus terjadi. Hal itu diungkapkan Jono, petani Karet asal Desa Sidomulyo Pangkalan Banteng yang mengaku bahwa harga karet mulai turun sejak akhir Februari, dilanjutkan pada Maret dan April lalu.
Dikatakannya, awal februari itu harga mulai turun, Januari sempat tembus Rp 10.500 perkilogram.
Kini di minggu pertama bulan Mei, harga karet makin turun tak terkendali. Harga getah karet beku (lump) kini hanya dihargai Rp 6.700 per kilogram. ”Turunnya cepat, entah apa penyebabnya. Kita petani seperti dipermainkan. Karena harga hampir tiap pekan mengalami penurunan,”katanya, Minggu (7/5) kemarin.
Tak hanya Jono, petani lainnya Edi Priyono mengakui kondisi serupa. Menurutnya harga karet di bulan Maret dan April sudah turun hingga Rp 8.500. ”Maret itu masih lumayan meski sudah turun hingga Rp 8.500 perkilogram. Ini sekarang malah makin jatuh diharga enam ribuan,”ujarnya.
Harga karet yang makin tidak stabil diprediksi akan terus terjadi hingga akhir tahun. Karena dari pengalaman sebelumnya sekali harga turun maka akan sulit untuk naik ke harga yang cukup sepadan dengan kebutuhan para petani karet.
”Harga Rp 10.000 di bulan januari lalu itu bisa terjadi setelah empat tahun lebih harga karet berada di dasar dengan laku dijual Rp 5.000 perkilogram. Kalau harga kembali segitu, petani mau makan apa, padahal sebentar lagi Ramadan dan lebaran jelas kebutuhan petani meningkat,”keluh Edi.
Terkait penurunan harga karet tersebut, Manajer PT. Perkebunan Nusantara XIII Kebun Kumai di Pangkalan Banteng Priyo Harjono mengatakan, harga komoditas karet di tingkat dunia memang mengalami penurunan. Tidak hanya untuk harga karet Indonesia, namun seluruh harga karet memang sedang tren negatif.
”Harga memang turun, dan itu secara keseluruhan. Tidak hanya di Indonesia saja, karet hasil produksi negara-negara lain terutama di Asia Tenggara juga mengalami penurunan,”terangnya.
Meski tidak menyebut harga awal sebelum turun, Priyo mengungkapkan bahwa harga karet siap pakai atau karet murni olahan awal untuk bahan baku industri perkilogramnnyapun hanya dihargai Rp 20 ribu perkilogram. ”Harga karet bersih, siap untuk jadi bahan baku industry saja saat ini hanya dihargai Rp 20 ribu perkilogram atau US$ 1,4,”tandasnya. (sla/gus)