SAMPIT-Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu harapan pemasukkan untuk Pemkab Kotim. Namun sayang, walau pun demikian masih banyak Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) yang tidak memanfaatkan peluang PAD, di bidang tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Penilaian itu seperti diungkapkan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kotim Dani Rakhman, yang meminta agar SOPD mampu menggali dan meningkatkan potensi PAD di Kotim, baik itu dari sektor retribusi. Bahkan lanjutnya, pendapatan daerah dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) a mempunyai potensi yang cukup besar, namun karena kurang terinventarisir sehingga belum bisa dimaksimalkan.
”Contoh PAD yang bisa dimaksimalkan yakni sektor gedung walet, pajak galian C, hingga pajak kendaraan. Semuanya tinggal keinginan kita untuk meningkatkan potensi yang ada. Jika kita kerja keras, maka hal tersebut akan kita dapatkan. Namun jika kita tidak maksimal, maka potensi yang ada tentunya juga tidak kita miliki walau di depan mata,”imbuhnya.
Sejauh ini lanjut Deden (sapaan akrabnya) PAD yang berhasil digali Pemkab memang sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Menurutnya angka raihan PAD yang bisa digali Pemkab Kotim untuk APBD 2016 sajam yakni sebesar Rp 176,1 miliar. Namun diingatkannya, bukan berarti dengan besaran tersebut pemerintah sudah jumawa dan enggan menggali sektor lainnya. Tahun ini saja, perolehan PAD Rp 200 miliar ditargetkan bisa tercapai.
Kemudian lanjutnya, seperti galian C di perkebunan sawit, selama ini juga tidak pernah terpantau, padahal pihak perkebunan menggunakan ribuan kubik galian C untuk pengerasan jalan produksi mereka.
Deden juga mengatakan, selama ini galian C di perusahaan sawit tidak pernah dipungut retribusinya, padahal hal itu merupakan potensi sumber PAD yang besar yang tidak pernah tergarap oleh Pemkab Kotim. Menurutnya, pungutan retribusi galian C di Kotim selama hanya dibebankan kepada kontraktor pelaksana proyek pemerintah yang dibiayai APBD.
”Sementara pelaku tambang galian C dibiarkan tidak mendapat beban sedikit pun dari kegiatan yang mereka lakukan, padahal dampak yang ditumbulkan cukup serius terhadap lingkungan,” pungkasnya. (ang/gus)