SAMPIT – Besarnya anggaran yang direncanakan Pemkab Kotim dalam penanganan banjir mendapat respons dari kalangan DPRD. Para legislator menilai perbaikan drainase merupakan kebutuhan mendesak. Hanya saja, pengalokasiannya masih dilakukan pengkajian menyesuaikan kondisi keuangan daerah.
"Nilai itu baru sebatas usulan, kita lihatlah nanti keuangan kita ada apa nggak di APBD Perubahan 2017,” kata Ketua DPRD Kotim Jhon Krisli akhir pekan lalu.
Jhon menyebutkan menyangkut anggaran harus dibicarakan bersama lewat Badan Anggaran (Banggar). Tentunya DPRD juga meminta gambaran teknis penanganannya. Setelah itu baru DPRD bisa memberikan sikap. Itu pun tidak bisa langsung paling cepat bisa dilakukan penganggaran di APBD murni 2018 mendatang. “Nanti kita lihat bagaimana rencana penanganannya, karena ini menyangkut dana kita tidak bisa sembarangan mengiyakannya juga,” ungkap Jhon.
Diakuinya persoalan banjir dalam lota Sampit mulai berkurang dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Hanya saja, seiring meningkatnya jumlah hunian dan pembukaan lahan permukiman maka disitu akan terjadi kerawanan banjir.
“Tentunya antisipasi kedepannya harus dilakukan. Karena permukiman kian padat, apalagi jika drainase ini tersumbat semua itu akan mempecepat banjir akibat intensitas hujan yang tinggi,” kata Jhon
Sebelumnya Pemkab Kotim berencana ingin membenahi permasalahan banjir yang selama ini sering terjadi di Kotim, itu disebabkan oleh kurang normalnya saluran drainase. Untuk mengatasi masalah itu, Pemkab Kotim berencana ingin mengajukan proyek drainase melalui multiyears sebesar Rp90 Miliar, agar drainase yang ada berjalan dengan baik. (ang/ton)