PANGKALAN BUN - Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kotawaringin Barat Fahrizal Fitri menyatakan awal 1 Ramadan 1438 Hijriah jatuh pada Sabtu (27/5).
”Ini hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” ujarnya, Kamis (25/5) kemarin.
Hasil tersebut juga merupakan maklumat dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menjelaskan bahwa penetapan Ramadan 1438 Hijriah dilakukan berdasarkan ijtimak jelang Ramadan yang terjadi pada Jumat (26/5) pukul 02:46:53 WIB. Penentuan 1 Ramadan, Muhammadiyah menggunakan beberapa metode hisab, di antaranya dalam Surat Yunus ayat 5 yang menjelaskan kondisi matahari dan bulan berada dalam satu meridian langit yang disebut dengan konjungsi atau dalam ilmu falak disebut dengan istima' (menyimak benda-benda langit).
”Berdasarkan ayat tersebut sudah jelas menghitung waktu masuknya puasa atau Lebaran bisa diketahui semua, dengan melalui perhitungan yang cukup akurat,” ujar dia.
Dasar tersebut juga dikuatkan dengan Surat Al-Baqarah ayat 189 yang menjelaskan kemunculan bulan sabit sebagai penunjuk tanda-tanda waktu atau hilal. Selain itu juga menjadi penunjuk waktu awal bulan dalam perhitungan Qomariah atau Hijriah.
Sedangkan untuk mengetahui hilal, bisa dilakukan dengan dua metode yakni melihat langsung (rukyah) maupun secara perhitungan (hisab).
”Penentuan awal masuknya bulan dalam penanggalan Qomariah bukanlah rukyah dan hisab, melainkan berdasarkan hilal," terangnya.
Jika ada perbedaan dalam penentuan awal masuknya bulan Qomariah disebabkan metode yang digunakan berbeda. Meski demikian, Fahrizal Fitri mengimbau agar perbedaan penentuan awal Ramadan tidak perlu dibesar-besarkan.
”Kalau dari pemerintah, baru akan melakukan sidang isbat pada Jumat besok, semoga tidak ada perbedaan dan penetapan Ramadan serta Idul Fitri bisa barengan. Tapi kalaupun berbeda tidak perlu dibesar-besarkan. Selama ini tidak terjadi masalah, dan masyarakat memaklumi akan hal tersebut,” jelasnya. (sla/yit)