PANGKALAN BUN – Calon penumpang kapal mulai memburu tiket untuk mudik Lebaran. Diduga ada orang dalam PT Pelni yang memanfaatkan kondisi ini untuk ikut mengambil keuntungan pribadi.
Berdasarkan pantauan Radar Pangkalan Bun di kantor PT Pelni, puluhan calon penumpang memadati kantor PT Pelni Pangkalan Bun. Mereka diberikan nomor antrean agar bisa masuk dengan tertib.
Calon penumpang juga disulitkan dengan adanya sistem buka tutup pemesanan tiket dari pusat. Pelni kemarin hanya membuka pelayanan tiket pada tanggal 24 Juni tujuan Surabaya, sedangkan untuk tanggal lain masih ditutup.
Selain itu, diduga ada jalur khusus yang disediakan oknum pegawai PT Pelni. Ini terlihat dari seorang pemuda yang mencoba untuk membeli tiket menggunakan jalur khusus. Dia menghubungi orang dalam melalui handphone. Oknum pegawai PT Pelni keluar membawa sebuah formulir untuk kemudian diisi oleh pemuda.
Usai diisi dan memberikan identitas, pemuda tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit, oknum tersebut lantas keluar kantor dan mengkode pemuda agar pergi keluar pagar. Saat diikuti, ternyata tiket pesanan pemuda tersebut sudah ada dalam selipan koran yang dibawa oleh oknum dan transaksi pun berlangsung. Pemuda memberikan sebuah amplop berwarna putih lalu dimasukan ke saku oknum pegawai Pelni.
"Belinya sama bapak tadi orang dalam, harganya Rp 195 ribu tujuan Surabaya tanggal 24," ujar pemuda usai dapat tiket, lalu pulang menggunakan kendaraannya.
Kepala Kantor PT Pelni Pangkalan Bun Isdwi Santo membantah adanya praktik jalur khusus. Pihaknya menerapkan nomor antrean guna menghindari calon penumpang berdesak-desakan di depan loket tiket dan ruangan tidak menjadi panas akibat penuhnya calon penumpang.
"Tidak ada, sistem kami ngantre, tidak ada jalur khusus itu, kalau ada oknum yang saya tindak itu, tidak ada," tegas Santo. (jok/yit)