PANGKALAN BUN - Pedagang pasar tradisional di Pangkalan Bun mengeluhkan banyaknya permintaan sumbangan dari orang tak dikenal. Peminta sumbangan berdalih uang yang terkumpul digunakan untuk pembangunan masjid. Fakta ini terungkap saat tim gabungan menggelar razia gelandangan dan pengemis di sejumlah pasar.
Kepada tim gabungan, pemilik Toko Sepatu Sandal Si Kocit, Latifah, menurutkan bahwa dalam seminggu ini saja ada enam surat permintaan sumbangan pembangunan masjid di Kabupaten Kotawaringin Barat maupun di luar Provinsi Kalteng.
"Kalau yang di Kobar bisa kita maklumi, bisa kita cek kebenarannya. Ini ada yang dari Pulau Jawa," ungkap Latifah, Selasa (6/6).
Menurutnya, surat permintaan sumbangan pembangunan masjid dari luar daerah tersebut adalah modus mencari keuntungan pribadi. Seperti contohnya satu amplop yang tertera satu Masjid dari Pulau Madura.
"Logikanya minta sumbangan jauh-jauh ke sini, ada yang dari Banjarmasin dan Pulau Madura, mana bisa kita cek kebenarannya," tandasnya.
Dia meminta dinas terkait untuk mencoba menelisik kebenaran surat permintaan sumbangan pembangunan masjid tersebut. "Surat itu diantarkannya dengan isi permintaan sumbangan, nanti diminta kita isi seikhlasnya baru beberapa hari nanti dia balik lagi untuk mengambil amlop itu," pungkasnya.
Perlu diketahui, razia gabungan gelandangan dan pengemis (gepeng) dilaksanakan oleh Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Perhubungan (Dishub), dan Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kotawaringin Barat (Kobar). Tim tidak menemukan satupun gepeng alias nihil.
Tim bergerak mulai dari Dinsos Kobar, menuju Bundaran Pancasila, Terminal Natai Suka, Pasar Indrasari (Pasar Baru) dan Pasar Indraprasta (Pasar Lama). Setiap sudut toko tidak menemukan satupun gepeng yang berkeliaran. (jok/yit)