SAMPIT- Anggota Komisi III DPRD Kotim Sutik meminta agar pelaksanaan masa orientasi sekolah (MOS) tahun ajaran baru nanti diawasi ketat, agar tidak ada yang menyimpang. Ditegaskannya, Pemkab Kotim melalui Dinas Pendidikan harus menghindari aksi perpeloncoan saat MOS tersebut. Dan Jika masih ada maka kepala sekolah yang melaksanakan perpeloncoan, dirinya meminta agar jabatannya dicopot.
”Kalau ada nanti sekolah yang coba-coba dalam MOS meminta murid barunya menggunakan pakaian dan atribut yang aneh-aneh dan gak ada gunanya, maka maka kami minta Pemkab tegas, copot saja kepala sekolahnya,”ungkapnya kepada Radar Sampit, kemarin.
Sutik menilai, adanya kegiatan MOS dengan muatan perpeloncoan merupakan hal yang tidak mendidik sama sekali. Melainkan hanya sebagai ajang mempermalukan peserta didik. Selain itu lanjutnya, adanya perpeloncoan akan menimbulkan mata rantai balas dendam antara senior dan junior ke depannya.
”Sekolahkan bukan untuk menimbulkan rasa dendam. Jadi MOS harus mendidik bukan malah mempermalukan siswa baru,”tegas Politikus Gerindra ini.
Dikatakannya pula, masih adanya penggunaan atribut aneh dalam MOS di tahun-tahun lalu jadi atensi tersendiri DPRD Kotim. Dan di tahun ini, pihaknya melalui Komisi III akan mengawasi ketat kegiatan MOS tersebut.
Begitu pula dengan masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah. Sutik menegaskan jangan sampai ada pungutan, baik itu mulai dari pengambilan formulir untuk ikut tes masuk.
“Jangan sampai nanti anak-anak kita ambil formulir di sekolah di suruh nebus Rp100- Rp200 ribu. Nah kalau ada seperti ini berarti sudah gak benar. Dan kalau ada, ya laporkan saja, karena biaya formulir tidak mungkin seperti itu ,”pungkas Sutik.
Dirinya juga meminta agar Dinas Pendidikan Kotim agar tidak pasif dalam mengawasi masa PPDB ini. Menurutnya tidak menutup kemungkinan, jika ada yang main-main dalam memungut uang di sekolah, maka akan disasar oleh tim Satgas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber-Pungli) setempat. (ang/gus)