PANGKALAN BUN - Belasan ribu penumpang kapal telah meninggalkan pelabuhan Panglima Utar Kumai. Sejak awal Juni hingga Rabu (21/6) kemarin, total sekitar 16.289 orang telah terangkut kapal milik tiga operator pelayaran, yakni Pelni, Dharma Lautan Utama, dan ASDP dari Kumai menuju beberapa wilayah di Jawa.
Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kumai Junaidi mengatakan, jumlah tersebut terbagi menjadi dua kategori tahapan. Untuk tahap pertama dikategorikan penumpang libur panjang yang dimulai pada 1 hingga 7 Juni. Sedangkan untuk kategori arus mudik dimulai tanggal 10 Juni hingga 7 Juli nanti.
Ia juga merincikan, kategori penumpang mudik mulai 10 Juni hingga kemarin untuk tujuan Semarang sebanyak 6.054 orang, tujuan Surabaya 6.251 orang, sedangkan tujuan Kendal sebanyak 1.400 orang.
”Penumpang kategori mudik sekitar 13.705, untuk kategori penumpang masa libur panjang sebanyak 2.584 orang,” terangnya, Rabu (21/6) pagi.
Jumlah tersebut diperkirakan bisa bertambah, pasalnya masih terdapat sekitar sembilan call dengan total kapasitas angkut mencapai 12 ribu orang.
Menurutnya, tahun ini pengaturan penumpang sudah jauh lebih mudah. Calon penumpang kapal sudah mulai sadar akan budaya tertib dan antre ketika masuk ke pelabuhan maupun saat akan memasuki kapal.
”Banyak juga penumpang yang memilih berangkat sebelum masa mudik, dan itu sangat memudahkan kami dalam pengaturan,” katanya.
Ke depan pihaknya juga menekankan agar semua operator pelayaran menerapkan single tiket (satu tiket), hal itu untuk mencegah pemalsuan dan menekan munculnya calo tiket.
”Sementara ini kan masih Pelni yang single tiket, operator lain informasinya masih persiapan. Tapi kita harap mudik tahun depan bisa terlaksana semua,” terangnya.
Terkait penerapan single tiket, Kepala Cabang Dahram Lautan Utama (DLU) Kumai Herdi Dwi Asmoro mengatakan, untuk tahun ini DLU belum menerapkan single tiket. Cabang Kumai saat ini masih dalam proses transisi untuk penerapan sistem ticketing yang mirip dengan tiket pesawat terbang itu.
”Kita masih berproses, karena pelaksanaannya juga butuh persiapan sumberdaya manusia, dan juga peralatan, terutama untuk aplikasi ticketing yang bisa diakses secara online,” katanya.
Dengan sistem single tiket, penumpang bisa melakukan pembelian dimanapun dia berada. Baik melalui ATM, portal pemesanan online dan hal itu sangat efektif untuk menekan peran calo yang selama ini sering memainkan harga.
“Nanti seperti tiket pesawat , calon penumpang tinggal beli online dan bayar sesuai dengan harga sesuai yang tercantum dalam tiket tersebut,” terangnya. (sla/yit)