ALAM dan hutan terus dirusak oleh sebagian orang. Kerusakan alam di seluruh dunia terus bertambah dan hanya segelintir orang yang sadar akan pentingnya menjaga serta melestarikan hutan dan alam. Mereka adalah orang-orang yang sadar tanpa hutan dan alam bumipun akan musnah.Inilah yang melahirkan Destinasi Eduwisata Kalimantan Hutan Itah (KAHUI).
FATHAN ASY’ARI, Palangka Raya
Kalimantan Hutan Itah (KAHUI) sebuah objek pariwisata yang berkonsepkan Eco-tourism terletak di Km 38, Jalan Tjilik Riwut Kota Palangka Raya. Dimana destinasi wisata ini mengutamakan keasrian dan hijaunya alam Kalimantan, bekerjasama dengan masyarakat sekitar dalam pengelolaan dan perawatan lokasi tersebut.
KAHUI adalah kotak harta karun yang menunggu untuk ditemukan. Tempat ini dulunya adalah hutan dan kini akan terus dipertahankan.
Tidak terlalu lama menempuh perjalanan sekitar 1 jam. Saat menyusuri masuk kelokasi Wisata KAHUI pengunjung akan mendapati beberapa lubang galian pasir namun disekitarnya hutan serta pepohonan besar tidak nampak. Sesampainya dipintu masuk gerbang KAHUI, semua berubah menjadi sejuk dan segar. Hutan seakan-akan menyambut pengunjung. Pengunjung akan diarahkan masuk kedalam hutan dan ternyata hutan tersebut sudah terkelola rapi sehingga tetap terasa lebih alami, segar dan nyaman.
Inilah kahui, didalam hutan tentu terasa sepi. Pepohonan rindang serta air anak sungai yang mengalir dan berwarna hitam seakan mengajak pengunjung ingin merasakan kesegarannya. Binatang hutan masih terdengar dan terlihat, KAHUI tetap terjaga.
Namun tidak hanya itu para pengelola KAHUI merupakan orang yang tidak mau ketinggalan zaman, agar pengunjung datang dan tertarik untuk mencintai alam. Beberapa selfy area telah tersedia dengan unik, seperti sangkar burung besar yang dibuat dari rotan serta wadah santai dan ayunan. Tawaran lain yang menantang seperti rafting menyusuri sungai dengan ban dan diakhiri dengan permainan tradisional berayun pada pohon yang diikat sebual tali dan sepotong kayu dan usai bersenang-senang pengunjung dapat menikmati segarnya buah naga yang langsung dipetik dari kebun.
Imam (40) ia adalah salah satu masyarakat pemilik lahan di lokasi tersebut. Ia juga tergabung sebagai pengelola KAHUI yang kini telah dibuka sejak usai perayaan hari Raya Idul Fitri.
Dia menjelaskan dibukanya KAHUI sebagai destinasi wisata baru di Kota Palangka Raya bukan tanpa alasan. Diketahui saat ini hutan di sekitar KAHUI jika dilihat dari atas sudah gundul dan habis hanya wilayah wisata kahui yang tersisa dan pihaknya akan berupaya mempertahankan hutan tersebut agar tidak rusak berserta apa yang ada didalamnya.
“Jika dilihat meggunakan drone hanya ini hutan di sekitar sini yang tersisa selebihnya sudah habis,” ungkap Imam.
Dijelaskanya, bahwa pihaknya KAHUI akan terus berupaya menjadi pelopor agar hutan tetap ada dan tetap dipertahankan apalagi sekarang Kalimantan disebut-sebut sebagai paru-paru dunia. Tentunya harus ada tindakan yang harus dilakukan agar paru-paru itu tetap sehat.
“Intinya disini sambil senang-senang bermain sambil juga mengenal hutan dan mencintainya,” pungkasnya. (*/vin)