PALANGKA RAYA – Jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di 10 kabupaten dan satu kota di Kalteng, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalteng bakal menggelar dialog publik terkait Pilkada. Dialog tersebut bertujuan agar media yang ada di Kalteng, khususnya di bawah PWI bisa memberian kontribusi untuk menyukseskan pilkada serentak agar berjalan aman dan damai.
Kegitan yang rencananya akan diikuti oleh 100 peserta dari berbagai elemen tersebut akan menghadirkan pemateri dari PWI Pusat dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kegiatan dialog publik menjelang pilkada serentak memang menjadi agenda rutin PWI Kalteng untuk membuka wawasan masyarakat tentang pilkada dan melihat figur figur bakal calon yang akan menjadi pilihan.
“Jelang Pilkada serentak di 11 kabupaten/kota di Kalteng kita akan menggelar dialog publik. Dialog ini Insyaallah akan kita gelar pada 27 Juli mendatang. Kita sudah bentuk panitia kecil yang diketuai oleh Heronika Rawan dan Sekretaris Arjoni,” kata Ketua PWI Kalteng, H. Sutransyah usai rapat bersama anggota PWI Kalteng, Rabu (12/7).
Sutran mengatakan, dialog publik terkait Pilkada serentak tersebut akan mengundang seluruh pimpinan redaksi media yang ada di Kalteng. Kemudian juga pimpinan ormas dan organisasi pemuda serta komisi pemilihan umum (KPU) kabupaten/kota, panitia pengawas pemilu (Panwaslu) kabupaten/kota, KPU provinsi dan badan pengawas pemilu (Bawaslu)provinsi.
“Kita melaksanakan dialog publik bertujuan untuk memberikan pendidikan politik dan menguatkan peran media dalam penyelenggaran Pilkada yang sukses, aman dan damai. Kita juga ingin lahir pemimpin di Kalteng yang bisa membangun daerah,” tegasnya.
Selain itu, menurutnya Sutran media sering dimnafaatkan oleh para calon jelang Pilkada. Untuk itu PWI menghadirkan narasumber dari PWI Pusat agar memberikan penjelasan terkait tugas dan topoksi media dalam pemberitaan terkait Pilkada.
“Media memiliki peran yang sangat strategis dalam pilkada, untuk itu tugas dan topoksinya harus jelas agar tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak yang ingin mengambil keuntungan lewat media. Untuk itu kita gelar dialog publik ini agar media tidak dimanfaatkan,” tandasnya. (arj/vin)