PALANGKA RAYA – Ancaman besar mengintai Bumi Tambun Bungai Bumi Pancasila. Itu terjadi bilamana tak bisa mengoptimalkan dan mengelola secara baik jutaan hektare lahan gambut di seluruh Bumi Tambun Bungai.Kalteng bakal dipastikan tenggelam. Dan bila hujan turun terus, maka aka jadi danau rawa gambut karena struktur tanah makin turun. Walaupun saat ini genderang wancana pemindahan Ibu Kota Pemerintahan Republik Indonesia ke Kota Palangka Raya sedang gencar-gencarnya.
“Saya tegaskan untuk Kalimantan Tengah. Gambut bila tak dikelola secara baik maka kawasan ini akan tenggelam dan lama kelamaan menjadi danau,” ungkap Kepala Badan Restorasi Gambut RI, Nazir Foead usai menandatangi nota kesepakatan bersama UNKRIP tentang Pendidikan dan Pengembangan Restorasi Gambut, Jumat (28/7).
Menurut Nazir, restorasi gambut bagi Kalteng sangat penting. Karena Palangka Raya dan beberapa kabupaten di Kalteng paling banyak berstruktur gambut. Bila bilamana tidak dikelola secara baik maka gambut bisa terbakar, kekurangan air dan tenggelam.
“Saya contohkan di Riau, ada satu bangunan pondasinya di bawah tiang saat dibangun tahun 80-an masih tertanam dibawah, tapi sekarang tahun 2017 betonnya itu menjadi tinggi dan tanah turun hingga menambahkan tiang, bila tidak tidak bisa runtuh. Bila hal itu terus dibiarkan maka lama kelamaan kawasan tersebut tenggelam,” ungkapnya.
Didampingi Deputi Konstruksi Operasi dan Pemeliharan Badan Restorasi Gambut Kalteng Alue Dohong, Nazir mengungkapkan untuk antisipasi hal itu. Kalteng sudah menyiapkan lahan restorasi seluas 42 ribu hektare tersebar di empat kabupaten. Pulang Pisau (Pulpis), Kapuas, Barito Selatan (Barsel) dan Katingan.
“Saya inginkan Pemerintah Kalteng untuk membantu secara aktif mendorong restorasi ini. Sebagai kepanjangan tangan lembaga menjadi motor penggerak dan perencanaan serta monitoring kegiatan restorasi gambut di Kalteng,” ucapnya.
Lebih lanjut, Nazir menambahkan untuk pengeloaan gambut itu pula. Pihaknya melibatkan kampus. Dengan bersama 18 universitas se-Indonesia dan tiga Universitas di Kalteng seperti Universitas Palangka Raya(UPR), Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP) dan Universitas Kristen (Unkrip).
“Kita ingin dengan nota kesepakatan ini bertujuan menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi pemangku kepentingan terkait restorasi gambut. Bisa meningkatkan SD, pemberdayaan perekonomian dan penerapan teknologi dalam menunjang restorasi gambut di Kalteng,” tegasnya.
Ditanya apakah program restorasi ini seakan menyalahkan program pemerintah terdahulu. Nazir mengungkapkan pada waktu itu swasembada beras diproritaskan oleh presiden pada waktu itu Presiden Soeharto.
Maka dicari lahan dan diadakan di Kalteng. Namun bila lahan gambut itu dekat dengan laut dan ada pasang surut maka bagus untuk bercocok tanam. Tetapi untuk di lokasi satu juta hektare itu itu tidak ada hingga bisa dikatakan program keliru.
Itu karena lahan gambut itu unsur mineralnya sedikit.Namun bila dekat pasang surut dari kanal atau sungai maka membawa mineral berupa lumpur. Lalu masuk ke tanah sehingga menambah kesuburah dan bisa dijadikan sawah.
Tetapi di Kabupaten Pulang Pisau itu tidak demikian, dan diperparah pembuatan kanal, jauh hingga ke kubah gambut sehingga menjadi kegagalan dan kebakaran besar pun terjadi.
“Di Pulpis masih banyak lahan potensial untuk dijadikan sawah atau ladang padi, tetapi cara membukanya bukan dari membakar tetapi cara lain yakni the composer. Tanaman ditebas lalu mati dan dikeringi hinggi jadi kompos dan dierapkan satu bulan. Tapi saya tegaskan satu juta hektare yang lalu gagal,” pungkasnya. (daq/vin).
WARNING: Semua informasi yang ada di website sampit.prokal.co adalah hak cipta penuh Harian Radar Sampit. Dilarang keras menjiplak atau menyalin semua informasi di website ini ke dalam bentuk dokumen apapun (untuk kepentingan komersil) tanpa seizin Radar Sampit. Pihak yang melanggar bisa dijerat UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan perubahannya dalam UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Like & Follow akun resmi Radar Sampit fanspage facebook: Radar Sampit Twiiter: radarsampit Instagram: radarsampitkoran