PALANGKA RAYA- Gubernur Kalteng Sugianto Sabran saat meninjau lokasi kebakaran di SDN 1 Menteng dan SMK YPSEI mengatakan, kebakaran akhir-akhir ini sudah di luar batas kewajaran. Hal tersebut mengingat yang menjadi sasaran hanya gedung SD di Kota Palangka Raya.
”Ini sudah tidak wajar. Kita sudah bisa sebut kasus. Ini bukan lagi kebakaran, tepatnya dibakar. Maka, saya minta pihak kepolisian segera usut kasus ini dan tindak tegas pelakunya,” katanya.
Meski begitu, dia tidak mau terlalu jauh mengikuti teknis kepolisian dalam melakukan penyelidikan, karena proses tersebut bukan ranah pemerintah. Pihaknya hanya mengupayakan agar aktivitas belajar tetap berjalan, meski mengalami keterbatasan sarana dan prasarana.
”Polisi punya cara sendiri mengungkap kasus ini. Pemerintah dan masyarakat saya harap bisa menunggu. Untuk orangtua siswa, pemerintah memastikan aktivitas belajar tetap berlangsung. Tidak ada istilah karena kebakaran lalu tidak bisa belajar,” tegasnya.
Untuk solusi jangka pendek, dia sudah berkoordinasi dengan pemkot. Sementara ini, ucapnya, disiasati aktivitas belajar dengan melakukan pembagian jam, yakni pagi dan sore. Hal tersebut diharapkan tidak berlangsung lama. Sebab, dikhawatirkan akan menganggu aktivitas belajar siswa.
Orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai ini menyadari, untuk merehab sembilan SD yang terbakar memerlukan anggaran besar. ”Secepatnya pemerintah mencari solusi. Nanti dari provinsi membantu. Kita akan melihat dana dari CSR (Corporate Social Responsibility) untuk membantu pembangunan semua SD yang terbakar. Pokoknya aktivitas belajar jangan sampai terganggu,” ujarnya.
Gubernur tidak ingin menyalahkan pihak manapun. Sebab, setelah kebakaran di beberapa sekolah, pemerintah kota sudah mengeluarkan sudah edaran untuk menggiatkan penjagaan sekolah. Pihak kepolisian sudah melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.
”Pemerintah kota dan kepolisian sudah mengantisipasi masing-masing. Tapi, yang namanya orang berniat jahat pasti menang satu langkah dengan yang menjaga. Jadi, saya minta jangan saling menyalahkan,” tegasnya.
Pemkot Palangka Raya belum bisa menyebutkan secara detail kebutuhan anggaran untuk merehab sekolah yang terbakar. Pasalnya, pihak teknis dari pemerintahan belum diperkenankan masuk ke lokasi kejadian untuk melakukan pendataan.
”Hanya satu sekolah yang sudah kita nilai, karena memang dibatasi masuk ke kawasan (lokasi kebaran, Red),” kata Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia.
Sejauh ini, lanjutnya, hanya SDN 1 Palangka yang dinilai keperluan anggaran renovasinya. Untuk rehab berat, memerlukan dana sekitar Rp 2,3 miliar dan rehab ringan Rp 1,3 miliar. Dari penilaian itu, diperkirakan kebutuhan anggaran untuk sembilan sekolah tersebut mencapai belasan miliar rupiah.
”Tadi gubernur mau mencari anggaran dari CSR. Kita menyambut baik, karena tahu sendiri, kalau hanya mengandalkan APBD tidak akan sanggup mengatasinya,” ujar Riban.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Sahdin Hasan mengatakan, kebakaran yang terus berlanjut itu membuat aktivitas belajar mengajar ribuan siswa terganggu.. ”Kita perkirakan ada ribuan siswa terganggu akibat kejadian ini,” tuturnya. (daq/sho/ign)