MUARA TEWEH – Secara turun-temurun masyarakat Montallat dan Tumpung Laung mencari ikan di Sungai Barito dengan cara memasang perangkap rengge. Namun kini aktivitas masyarakat tersebut terganggu dengan aktivitas tongkang yang hilir mudik membawa batu bara.
Camat Montallat, Gazali Montallatua membenarkan, bahwa akibat aktivitas tongkang batubara yang melintas di Sungai Barito yakni di daerah Montallat dan Tumpung Laung, mengakibatkan para nelayan pencari ikan dengan alat rengge terganggu. Terlebih apabila tongkang batubara tersebut sampai kandas di pantai yang biasa menjadi tempat mereka menjaring ikan.
“Ada beberapa kelompok parenggean di wilayah Montallat I dan II serta Tumpung Laung I dan II, mereka terganggu dengan aktivitas tongkang yang frekuwensinya cukup banyak dalam 1 hari yakni bisa sampai 5 buah yang melintas, sehingga membuat warga sulit untuk memasang rengge,” kata Camat, Kamis (10/8).
Oleh sebab itu, warga Parenggean meminta kompensasi atau tali asih kepada perusahaan pemilik tongkang, karena mereka terganggu dalam bekerja. kompensasi yang ada dalam perjanjian yakni bila tongkang yang mengangkut batubara kandas dalam waktu 2x24 jam, maka perusahaan diminta memberikan tali asih sebesar Rp 5 juta.
“Ini ada lagi usulan dari warga meminta kompensasi terhadap tongkang yakni dalam satu kali mudik juga ada tali asih. Usulan dari kelompokParanggean ini lewat perwakilan perusahaan yang ada di Montalat yakni PT Sinar Barito dan masih berproses, artinyabelum tahu apakah perusahaan setuju atau tidak dengan hal tersebut,” pungkasnya. (viv/vin)