PALANGKA RAYA – Aksi solidaritas untuk etnis Rohingya yang digelar di Bundaran Besar Kota Palangka Raya, berjalan tertib dan lancar. Dalam aksi yang dimotori Kesatuan Umat Islam (KUI) Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama perwakilan organisasi masyarakat (Ormas), organisasi kepemudaan (OKP), santri dari sejumlah pesatren, mahasiswa bahkan kelompok ibu-ibu pengajian bersama masyarakat muslim Kalteng turut ikut menyuarakan kepeduliannya terhadap kasus kemanusian yang menimpa Rohingya.
Wakil Gubernur Kalteng, Habib Said Ismail yang juga menghadiri kegiatan tersebut ikut menyuarakan bahwa apa yang dilakukan kepada Rohingya harus dihentikan, perbuatan pembantaian pembakaran rumah sangatlah keji dan tidak berperikemanusiaan. Oleh sebab itu dirinya mengetuk para pengambil keputusan untuk mengambil tindakan dan tidak diam.
“Kekejaman terhadap Rohingya harus dihentikan, kita tidak ingin hal seperti itu terjadi dimanapun. PBB harus bertindak nyata termasuk para pengambil keputusan. Agar tidak tinggal diam, penjajahan diatas dunia harus dihapuskan,” ungkap Habib Said Ismail, Jumat (8/9).
Suasana terik matahari berganti hujan tersebut tak menyulutkan semangat peserta aksi. Dengan baju dominan putih, terus berdatangan dari berbagai penjuru. Tujuannya menyuarakan keadilan bagi warga Rohingya di Myanmar yang saat ini mengalami penindasan.
"Mereka adalah saudara kita, wajib kita peduli sebab Islam mengajarkan sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi. Seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka yang lain juga ikut sakit," sambungnya.
Disisi lain, Ketua KUI Kalteng, Rumsah Bagan mengungkapkan bahwa dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penggalangan dana yang mana bertujuan untuk membantu umat Islam di Rohingya yang saat ini sedang dilanda duka krisis kemanusiaan.
Kemudian pihaknya menyerukan pernyataan sikap bersama dengan 70 lebih ormas Islam dan OKP yang tergabung, pada intinya meminta pembantaian terhadap etnis Rohingya harus dihentikan.
“Kita membuat pernyataan sikap yang mana KUI kalteng bersama 70 lebih ormas islam mendesak PBB dan pemerintah agar bertindak dan memberikan bantuan Rohingya,” ungkapnya.
Dalam kegiatan tersebut dilakukan doa bersama yang dipimpin sejumlah tokoh agama Islam, seperti pembina Pondok Pesantren Hidayatul Insan KH Hermain Ibrahim, KH Samsuri Yusuf dari MUI Kalteng, Ust Amanto Surya Langka ketua IKADI Kalteng, KH Khairuddin Halim, dan lainya. (rm-80/vin)