KASONGAN – Tingginya curah hujan di Kabupaten Katingan menghambat pekerjaan sejumlah proyek jalan. Terutama proyek yang berhubungan dengan penimbunan jalan. Kondisi itu diperparah dengan sulitnya akses angkutan material menuju lokasi proyek karena rendaman banjir.
"Ada beberapa ruas yang bermasalah, karena saat pihak kontraktor sudah melakukan penimbunan, ternyata sebagian badan jalannya terendam banjir," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perhubungan Katingan Alyono, Jumat (22/9).
Ruas jalan yang terdampak banjir, seperti jalan di simpang Petak Bahandang Kecamatan Tasik Payawan menuju ke Desa Tumbang Panggu. Lalu proyek penimbunan jalan di Desa Talian Kereng, Kecamatan Katingan Hilir, dan jalan menuju Desa Luwuk Kiri, Kecamatan Tasik Payawan.
"Masalahnya bukan terletak pada kesalahan pihak kontraktor, karena mereka sudah menyiapkan peralatan termasuk alat berat. Karena kondisi alam yang tidak bersahabat, air sungai turun naik tak menentu, sehingga badan jalan yang hendak ditimbun tergenang," jelasnya.
Padahal, ujarnya, apabila dua pekan saja tidak turun hujan, maka kemungkinan sejumlah ruas jalan yang sedang dikerjakan itu akan kembali mengering, sehingga pihak rekanan dapat segera mempercepat proyek sesuai rencana.
"Yang kita khawatirkan badan jalannya tidak kunjung surut, sedangkan waktu terus bergulir. Takutnya mereka kehabisan waktu untuk melakukan penimbunan jalan," keluh Alyono.
Berdasarkan pengamatannya, terdapat sejumlah proyek penimbunan jalan yang kemungkinan besar tidak bakal selesai akibat kondisi banjir tersebut. Contoh terdekat, yaitu proyek jalan menuju Desa Talingke Kecamatan Tasik Payawan.
"Sampai saat ini sebagian badan jalan yang hendak dilakukan penimbunan itu masih terendam banjir. Wilayah Desa Talingke sendiri merupakan daerah landai dan banjir biasanya akan bertahan cukup lama di sana," katanya.
Secara teknis, proyek penimbunan badan jalan di sejumlah wilayah itu termasuk kategori yang cukup mudah dikerjakan. Kalau pun pada saatnya nanti proyek penimbunan jalan tidak akan selesai tepat waktu, pihaknya terpaksa memutus kontrak.
"Tapi, ya itu tadi, kendala alam yang menyebabkan pekerjaan terganggu. Kalau kondisinya terus seperti ini, sampai mendekati masa akhir masa kontrak, kami terpaksa mengambil kebijakan putus kontrak," tegasnya.
Kendati demikian, pihaknya tidak bakal melakukan blacklist atau memasukan perusahaan tersebut ke dalam daftar hitam. Alasannya, pekerjaan memang terkendala kondisi alam yang tidak memungkinkan.
"Ya kita akan putus kontrak, tapi perusahaan tidak masuk daftar hitam, karena kesalahan tidak berada di pihak rekanan," pungkasnya. (agg/ign)