PALANGKA RAYA – Tak banyak yang tahu tentang Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini, Senin (2/10) lalu. Padahal pengakuan batik sebagai warisan dunia ini berlaku sejak Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan atau UNESCO, menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.
Kendati demikian, sejumlah kaum muda mengaku bangga ketika kesehariannya tampil dengan batik. Khusunya dalam sejumlah acara resmi.
Seperti mahasiswi yang ditemui Radar Palangka ini, Maratus Sholelah (22). Ia mengaku dengan bangga memakai batik pada hari Batik Nasional saat di kampusnya. Menurutnya dirinya sengaja memakai batik kali ini sebab baginya Senin lalu adalah Hari Batik yang patut untuk dirayakan.
“Saya sadar, adanya Hari Batik ini hari dimana kita sebagai warga negara Indonesia wajib melestarikan apa yang menjadi budaya kita sendiri,” ungkap Mar’atus yang juga gemar membaca, Senin (2/10).
Dirinya mengharapkan dengan lahirnya Hari Batik Nasional ini sebagai ajang mengenalkan batik kepada seluruh dunia. Sebab batik sangat unik dan merupakan warisan leluhur. Bahkan
“Batik itu punya Indonesia, bukan milik negara lain, kan ada isu-isu kemaren batik mau direbut sama negara luar. Jangan sampai itu terjadi karena kita tidak mempertahankan budaya kita yang menjadi hak paten kita,” sambungnya.
Sementara, Rusdi yang saat ini aktif dalam setiap kegiatan kepemudaan mengungkapkan makna Hari Batik ini sebagai sebuah kebanggaan bagi dirinya yang mewarisi budaya Nasional.
“Ini budaya kita yang sudah turun menurun. juga dalam rangka menjaga tradisi sehingga menghindarkan kita dari kehilangan tradisi. karena sudah banyak budaya dan tradisi nasional kita yang diklaim oleh bangsa lain. Nah, Batik jangan sampai di Klaim oleh bangsa lain. karena Batik asli Indonesia. Kita Harus Bangga menggunakan Batik,” jelas Rusdi saat dibincangi koran ini melalui media sosialnya yang memajang aktivitasnya mengenakan batik di Hari Batik Nasional.
Ternyata batik saat ini sudah menjadi kebanggaan bagi kaum muda, yang sibuk dengan pedidikannya. Yang dulu jauh dari masa lalu yang asal mula terbuatnya batik. Dan juga walaupun batik dinilai sangat kedaerahan tapi tidak membuat pemakai ketinggalan zaman.
Tak hanya sekadar batik. Tetapi batik khas Kalteng yang dikenal dengan Batik Benang Bintik juga harus dicintai.
“Momentum Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober tentunya menjadikan kita lebih mencintai pakaian daerah,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Guntur telanjan.
Batik khas daerah sangat kaya dengan aneka kreasi yang melambangkan identitas dan kearifan lokal daerah, mendukung pelestarian pakaian daerah, maka mengenakan pakaian batik. (rm-80/vin)