SAMPIT-Anggota DPRD Kotim Fraksi PDI-Perjuangan dari daerah pemilihan Baamang-Seranau, Agus Seruyantara mempertanyakan rencana pembangunan Jembatan Sungai Mentaya, yang sempat digaungkan Pemkab Kotim beberapa waktu lalu. Menurutnya rencana itu harus diperjelas, mengingat keberadaan jembatan itu nantinya merupakan kebutuhan mendesak masyarakat.
”Selama jembatan ini tidak ada, daerah Mentaya Seberang sulit sekali untuk berkembang dan maju seperti Kota Sampit. Padahal lokasinya dekat, masih ada di seberang mata kita semua,”tegasnya, kepada Radar Sampit kemarin.
Informasi yang diterimanya, karena tidak adanya akses jembatan ke wilayah itu, hingga kini sejumlah kontraktor enggan mengerjakan proyek pembangunan di kawasan Mentaya Seberang itu. Hal itu karena tingginya biaya operasional unttuk pengangkutan material, terutama bahan beton. Jika dipaksakan, tidak menutup kemungkinan pihak kontraktor bisa mengalami kerugian dan gulung tikar.
Diakui Agus, pembangunan Jembatan Mentaya itu bukan perkara mudah, karena bisa memakan anggaran hingga Rp 1 triliun, sehingga sulit terwujud jika hanya mengandalkan dari kabupaten atau dari provinsi. Diperkirakannya, dana dari Anggaran Pendaptan dan Belanja Daerah (APBD) Kotim, paling hanya bisa membiayai pembebasan lahan, untuk pondasi jembatan tersebut.
”Memang harus dibangun dari dana pemerintah pusat, karena anggarannya sangat besar. Dan APBD kita tidak mungkin diarahkan untuk pembangunan itu. Di sini peran pusat sangat mendasar, “tegasnya.
Ditambahkan Agus, rencana pembangunan Jembatan Mentaya- Sampit tersebut awalnya merupakan upaya Pemkab Kotim untuk membuka daerah terisolasi di wilayah itu. Jembatan Mentaya-Sampit yang nantinya akan menghubungkan ibu kota Kabupaten Kotim dengan wilayah Kecamatan Seranau, yang dipisah oleh Sungai Mentaya. Karena tidak ada jembatan ke sana, selama ini pembangunan di Seranau dan Kecamatan di seberang timur Sungai Mentaya tertinggal dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kotim.
”Dengan dibangunnya Jembatan Mentaya-Sampit tersebut, kita berharap akan membuka daerah terisolasi serta berdampak pada percepatan pembangunan di wilayah itu,” tandasnya. (ang/gus)