KASONGAN - Sejak awal, pembangunan kerukan atau terusan Hantipan - Mendawai diperuntukkan bagi masyarakat Selatan Katingan. Jalur itu merupakan akses tercepat dan teraman menuju Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggunakan perahu bermotor.
Kini, kondisinya mulai mengkhawatirkan karena terjadi pendangkalan. Masyarakat di dua kecamatan pun terancam terisolasi.
Warga Desa Mendawai Darniansyah menuturkan, kerukan selebar lima meter tersebut sejak awal sudah menjadi akses andalan masyarakat. Dipilih karena lebih dekat, aman, dan terjangkau bagi warga Mendawai dan Katingan Kuala.
"Di Katingan, kerukan bermuara di wilayah Desa Kampung Melayu Kecamatan Mendawai dan tembus langsung ke Desa Hantipan Kecamatan Pulau Hanaut Kotim. Tapi kini kondisinya sangat surut, sudah sulit dilewati kelotok kecil sekalipun," ungkapnya, Minggu (22/10).
Padahal itu merupakan satu-satunya jalur transportasi paling dekat dan teraman menuju Sampit maupun Kasongan.
"Kalau musim hujan seperti sekarang saja sudah sulit dilewati, bagaimana kalau musim kemarau nanti? Inilah nasib kami warga Katingan bagian Selatan," keluhnya.
Terjadi pendangkalan di sepanjang jalur kerukan. Tekstur tanahnya didominasi rawa bergambut, sehingga rentan tergerus gelombang perahu bermotor.
"Mau tidak mau harus lewat jalur itu. Jadi penumpangnya harus turun dan ikut mendorong kelotok. Karena tidak mungkin kami harus berputar arah lewat laut, sangat jauh dan berbahaya," sebutnya.
Selama ini, kebutuhan barang masyarakat di dua kecamatan itu masih bergantung dari wilayah Kotim. Sebab, jaraknya lebih dekat dibanding pusat perekonomian yang ada di Kasongan.
"Jalur itu juga menjadi alternatif masyarakat untuk bepergian ke luar daerah, biasanya kelotok berlabuh di Samuda. Dari situ penumpang akan melanjutkan perjalanan darat untuk sampai ke Kasongan," katanya.
Mewakili masyarakat lainnya, Darniansyah meminta perhatian pemerintah daerah Katingan untuk segera mencarikan solusi bagi keterisolasian masyarakat.
"Kami juga menagih janji politik Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran yang mau membangunkan jalan darat menuju wilayah Kotim," pintanya. (agg/yit)