SAMPIT – Peternak sapi yang ada tergabung dalam Kelompok Tani Jaya Makmur Kecamatan Parenggean, saat ini sudah mampu memproduksi pakan konsentrat untuk sapi ternak. Berbahan dasar pelapah kelapa sawit, peternak sudah mampu secara mandiri mengintegrasikan antara kelapa sawit dan sapi.
Kepala Dinas Pertanian I Made Dikantara menyebutkan, program tersebut terbilang sukses dilakukan para peternak dengan melakukan kerja sama bersama salah satu perkebunan kelapa sawit swasta yang ada di kawasan tersebut sebagai penyuplai bahan baku pakan konsentrat.
”Pengolahan pakan sapi yang awalnya hanya untuk memberi makan sapi milik peternak sendiri, saat ini sudah mulai dikembangkan dan diproduksi secara banyak. Bahkan sudah dikirim hingga ke Pulau Jawa pakan konsentrat ini,” jelas Made, Selasa (5/12).
Hal ini merupakan salah satu langkah positif yang dilakukan sebab sistem pengelolaan pakan ternak yang memanfaatkan limbah perkebunan dalam hal ini pelepah daun kelapa sawit yang diolah menjadi pakan konsentrat yang bemanfaat untuk proses pengemukan sapi potong.
Wakil Bupati Kotim Taufiq Mukri sangat mengapresiasi upaya mandiri yang dilakukan para peternak untuk mengelola sencara mandiri pakan ternak milik mereka. Terlebih sampai di produksi banyak dan menjadi pemasukan untuk kelompok peternak tersebut.
”Terobosan dalam pengelolaan peternakan seperti ini harus dilakukan, pembaharuan teknik dalam mengelola ternak harus diupayakan. Terlebih hal ini juga memanfaatkan kerja sama dengan pihak perkebunan sebagai penyuplai bahan baku dari limbah perkebunan,” terang Made.
Terlebih di Kotim cukup banyak perkebunan sawit, sehingga dapat sistem pengelolaan peternakan dengan pakan konsentrat hasil bio industri antara perkebunan kepala sawit dengan peternakan sapi. Hal tersebut juga untuk mendukung program pemerintah mewujudkan swasembada daging di Kotim.
”Upaya ini harus ada bentuk kerja sama lintas instansi agar para peternak dapat terus didukung dalam mengembangkan peternakan sapi di wilayah ini,” ujarnya.
Kegiatan juga turut dihadiri Kepala Balai Pengkajian Taknologi Pertanian Kalimantan Tengah FF Munir. Dalam kesempatan tersebut dirinya juga mengakui bahwa upaya yang dilakukan para peternak tersebut merupakan langkah awal untuk memperbaiki pola peternakan yang ada di Kotim menjadi lebih baik. (dc/oes)