KASONGAN – Kenakalan remaja yang menjurus pada pergaulan bebas terjadi akibat beberapa faktor, seperti kurangnya perhatian orang tua, rasa kecewa mendalam, pengaruh lingkungan atau teman serta keinginan untuk mencoba hal baru yang begitu besar. Pergaulan bebas bukan hanya berdampak bagi diri sendiri, melainkan kepada orang tua maupun masyarakat sekitar.
Bupati Katingan Sakariyas mengatakan, semestinya pergaulan bebas dapat dibendung dengan pendekatan hati ke hati atau konseling. Cara itu dianggap jitu untuk mengetahui apa saja permasalahan dan kehendak anak-anak usia belajar tersebut.
"Pergaulan bebas kini sedang marak, seperti mengonsumsi narkoba, obat-obatan terlarang hingga seks di bawah umur. Pergaulan bebas sendiri memiliki banyak dampak buruk dan membuat seseorang makin terjerumus," kata Sakariyas kepada masyarakat Desa Rangan Burih saat melaksanakan Safari Natal di Kecamatan Marikit, Selasa (5/12).
Sakariyas meminta peran guru dan orang tua untuk menjauhkan anak-anak maupun para pelajar agar tidak terjerumus pergaulan bebas. Upaya yang bisa dilakukan seperti menghindari lingkungan yang buruk, batasi waktu keluar rumah, isi waktu kosong, tanamkan sikap positif, dan larangan pacaran.
"Lingkungan merupakan area bersosialisasi setelah keluarga, ketika lingkungan itu kurang baik, maka perilaku menyimpang dapat terjadi. Pekerjaan orang tualah untuk mendidik anak supaya mengerti baik buruk sejak dini, tapi kadang karena kesibukan maka anaknya tidak mendapat pengawasan yang baik," jelasnya.
Menurutnya, tidak adanya batasan waktu jam malam membuat seorang anak lebih bebas bergaul. Padahal, waktu malam bisa diisi dengan berbagai kegiatan positif. Mengisi waktu kosong bisa menghindarkan anak dari sikap bermalas-malasan atau bergaul malam keluar rumah.
"Apalagi yang masih remaja jangan suka menghabiskan waktu di luar, akan membuang waktu secara percuma. Lebih baik mengerjakan tugas sekolah atau sejenisnya," ujar Sakariyas.
Bagi anak yang sejak dini sudah mengerti membedakan hal buruk dan baik, tentu mereka lebih mudah tidak terhindar dari pergaulan bebas. Sebab itu, tanamkan pada anak untuk melakukan banyak hal positif yang berguna bagi masa depan, bukan sebaliknya," pesannya.
Pada dasarnya, seorang anak mudah merasa penasaran dengan hal-hal baru di sekitar mereka, termasuk pacaran. Pacaran memiliki banyak dampak buruk bagi anak usia sekolah, karena tingkat emosinya cenderung labil. Pacaran dapat menyebabkan anak menurun prestasi belajar hingga terjerumus seks bebas.
"Guru dan orang tua wajib memberi tahu dampak buruk pacaran dan melarang mereka berhubungan sebelum benar-benar dewasa. Banyaknya pemberitaan media mengenai seks bebas dijadikan contoh buruk mengapa pacaran bisa merusak masa depan serta kejiwaan anak," pungkasnya. (agg/yit)