PULANG PISAU – Kabupaten Pulang Pisau minim buku mengenai kearifan lokal. Padahal, Pulpis memiliki banyak khasanah seni dan budaya lokal, namun belum terlihat upaya serius untuk mengarsipkan kekayaan seni dan budaya tersebut dalam bentuk buku.
”Sangat penting sekali mengarsipkan ragam kesenian dan budaya, khususnya dengan membuat buku yang bisa menjadi literatur. Karena, kalau diamati, banyak sudah kesenian dan budaya lokal yang hilang. Makanya, dengan menulis dan membukukannya, bisa menjadi arsip yang tahan lama,” kata Mining Syahdan, tokoh budaya sekaligus seniman Pulang Pisau, kemarin.
Syahdan menuturkan, minimnya buku tentang kearifan turut menjadi pemicu kurangnya pengetahuan anak-anak muda mengenai budaya lokal. Untuk mendalami kesenian, selain datang langsung pada pelaku seni, buku adalah alternatif yang sering dicari.
”Misalkan ada mahasiswa yang ingin belajar tentang karungut. Tidak cukup kalau hanya belajar pada seniman saja. Mereka juga tentu akan mencari rujukan melalui buku. Nah, kalau bukunya tidak ada, pengetahuan mereka akan sangat minim. Untuk itu, kepada seniman senior, marilah mulai sekarang mulai menulis dan membuat buku yang memuat khasanah kearifan lokal,” ujar pria yang dikenal pandai menciptakan seni karungut ini.(ds/ign)