NANGA BULIK – Keberadaan Perusahaan Daerah (Perusda) Bajurung Raya di Kabupaten Lamandau diharapkan bisa menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun sejak berdiri tahun 2009 hingga saat ini ternyata belum pernah mendapat keuntungan.
Direktur Perusda Bajurung Raya, Hari Kasianto membenarkan, hingga saat ini belum ada keuntungan dari Perusda kepada Pemkab Lamandau, karena bisnis yang dijalankan bukan jangka pendek atau menengah. Semua bisnis yang dijalankan adalah bisnis jangka panjang, butuh waktu lama untuk menghasilkan.
"Perusda saat ini tetap menerima dana penyertaan modal dari Pemkab Lamandau untuk pengembangan bisnis dan operasional," ujarnya, kemarin.
Pantauan koran ini, bisnis yang digeluti Perusda memang kurang konsisten, cenderung berganti-ganti. Mulai dari bisnis angkutan pedesaan dengan menggunakan bantuan lima unit mobil yang melayani rute ke kecamatan-kecamatan, budi daya pisang kepok, penanaman kebun gaharu hingga kebun sawit.
"Saat ini kami menggeluti bisnis ketenagalistrikan (Pembangkit Listrik Tenaga Biogas/ PLTBg) , perkebunan garahu seluas dua hektare dan perkebunan kelapa sawit seluas 40 hektare," bebernya.
Untuk pembangkit listrik yang memanfaatkan limbah sawit perusahaan saat ini masih dalam proses, karena nantinya akan dikelola Perusda dan PLN akan membeli setrum kepada Perusda sebelum disalurkan kepada pelanggan PLN.
Selanjutnya, untuk kelapa sawit belum panen dan begitu pula dengan gaharu. Karena seluruhnya masih proses, maka saat ini masih membutuhkan biaya besar dan belum mendapatkan hasil.
"Kedepan tentu semua yang diusahakan ini pasti akan mendapatkan hasil dan mampu menyumbang PAD, hanya butuh proses, " tandasnya. (mex/fm)