PALANGKA RAYA – Sudah selayaknya rumah sakit yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) memiliki tim siaga bencana. Hal tersebut apabila terjadi musibah kebakaran di rumah sakit, maka situasi darurat bisa ditangani secepatnya. Langkah ini juga sekaligus untuk menyelamatkan pasien dan menghidari kerugian materil.
Seperti halnya di Rumah Sakit Islam (RSI) Muhammadiyah Palangka Raya, yang telah menerapkan Hospital Incident Command System (HICS). Ya, dengan operasional sistem komando penanganan darurat bencana di rumah sakit ini, akan meningkatkan keamanan apabila bencana terjadi tiba-tiba.
Ketua Muhammadiyah Disaster Manegement Center (MDMC), Budi Setiawan mengatakan, saat terjadi insiden kebakaran di rumah sakit, maka evakuasi pasien menjadi hal yang diutamakan.
Menurutnya, penanganan bencana pusat kesehatan tersebut harus mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan. Mulai dari penanganan pasien, pengendalian api hingga mengembalikan pasien ke kamarnya apabila api sudah dipadamkan.
“Ya, itu semua ada SOP yang harus diikuti saat tiba-tiba bencana terjadi rumah sakit. Jadi dengan sistem komando maka semua kegiatan yang berkaitan dengan pasien akan diatur bila tiba-tiba kebakaran,” kata disela-sela kegiatan simulasi penanggulangan bencana kebakaran di RSI Muhammadiyah Palangka Raya, Selasa (6/2)
Ia menyebutkan, apabila langkah awal penanganan bisa dilakukan, maka keselatan pasien bisa lebih terjaga. Di SOP penanganan bencana tersebut, ada tingkatan di mana pihak rumah sakit kapan harus memanggil pihak pemadam kebakaran dan kapan pula meminta bantuan dari rumah sakit lainnya.
“Mulai dari evaluasi pasien, dan dilanjutkan dengan pemadaman api supaya tidak meluas. Semua tahapan itu harus berjalan secara pararel,” ucapnya.
Ditambahkannya, tim yang ada sekarang ini tidak hanya dituntut mampu menangani bencana di rumah sakit saja, namun untuk membantu penanganan diluar juga dituntut. Misalnya penanganan banjir dan evakuasi.
“Rumah sakit sudah mempunyai sistem. Nah, sistem itu teruji atau tidak, tentu akan diuji terus menerus, dengan demikian kita akan mengetahui apakah harus ada perubahan sistem, apakah perlu evaluasi atau bagaimana. Namun yang pasti dengan sistem ini, ada kesiapan misalkan terjadi bencana,” pungkasnya. (sho/vin)