PALANGKA RAYA – Ketersediaan ikan jenis Patin dalam beberapa pekan terakhir mengalami kelangkaan. Langkanya jenis ikan yang habitatnya banyak dibudidayakan pada kolam atau pun keramba tersebut, ternyata salah satu penyebab kelangkaannya adalah tingginya biaya produksi dalam hal ini pakan ikan.
“Para petani keramba atau kolam selama ini kerap kesulitan untuk meningkatkan produksi hasil ikan. Ini dikarenakan biaya pakan produksi ikan cukup tinggi. Alhasil keberadaan ikan Patin di pasaran menjadi berkurang. Berkurangnya ketersediaan ikan jenis ini otomatis membuat permintaan masyarakat menjadi cukup tinggi,” jelas Kepala Dinas Perikanan Kota Palangka Raya Helmi, Kamis (15/2).
Menurut Helmi kelangkaan ikan jenis Patin di pasaran selama ini, adalah ikan Patin yang kebanyakan diambil pasokannya dari hasil budidaya produksi petani keramba atau kolam.
“Memang ikan patin hasil budidaya keramba kalau dipasaran harganya sedikit lebih murah. Berbeda dengan ikan Patin sungai yang sedikit lebih murah, namun selama ini pasokan ikan Patin sungai masih sedikit yang didapat dari petani nelayan,” jelasnya.
Dikatakan Helmi, kalaupun terjadi kelangkaan atau harga ikan Pating keramba mengalami kecenderungan naik, hal itu karena dipengaruhi biaya pakan yang mahal. demikian kenaikan harga tidak terlalu signifikan. Langkanya ikan Patin di pasaran ini sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai konsumsi ikan untuk di Kota Palangka Raya. Sebab masih banyak alternatif lain yang dpilih masyarakat untuk menggantikan ikan tersebut.
“Saya rasa ikan lain bisa dijadikan pengganti ikan patin ini, karena masih ada ikan Nila, Ikan Mas, ikan Lele dan lainnya yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat kita,” ungkapnya.
Helmi menyebut, pihaknya terus melakukan pengembangan dengan memperbanyak budidaya ikan-ikan yang familiar di masyarakat. Akan tetapi disadari para petani keramba ikan yang ada selama ini terkadang kesulitan, terutama berkenaan dengan biaya budidaya yang cukup besar, sementara harga jual yang dilempar kepasaran cenderung tidak tinggi sehingga secara otomatis sulit untuk mendapatkan keuntungan yang sesuai.
“Banyak petani keramba atau kolam yang enggan untuk membudidayakan ikan jenis patin ini. Karena dirasakan untuk keuntungan kurang dari jenis ikan lainnya. Sementara biaya produksi dalam hal ini untuk pakan yang kian mahal,” tutupnya. (rm-86/vin)