PALANGKA RAYA – Danrem 102/Pjg Kolonel Arm M Naudi Nurdika mendesak kepala daerah untuk menerapkan sistem Bio 44, yakni melakukan pembusukan ranting hingga menjadi pupuk. Langkah itu sebagai bentuk solusi konkret terhadap pembukaan lahan agar tidak ada lagi pembakaran lahan, sehingga tahun ini Kalteng bebas dari asap.
”Tindakan tegas sudah pasti, karena saat ini ada solusi dalam membuka lahan tanpa dibakar, yakni pendekatan teknologi dan mekanisasi. Salah satunya menggunakan Bio 44 dan bisa dikembangkan di Kalteng. Metodenya melakukan pembusukan ranting hingga menjadi pupuk,” kata Naudi yang juga sebagai Kepala Satuan Tugas Karhutla Kalteng ini, Sabtu (24/3).
Naudi menegaskan, untuk mewujudkan hal itu, kepala daerah bisa mengembangkan metode tersebut. ”Kami inginnya mendorong dan berupaya masyarakat atau perusahaan menggunakan metode itu. Jadi, tidak ada lagi bakar-membakar lahan,” tuturnya.
Terkait kebakaran hutan dan lahan, lanjutnya, seluruh tim kompak. Secara umum titik panas belum begitu banyak terpantau. ”Sampai saat ini ada 121 titik panas di Kalteng. Paling banyak di Pangkalan Bun, Sampit, dan Kapuas. TNI menurunkan 2.000 personel lebih. Apabila ada kebakaran yang disebabkan masyarakat atau perusahaan, akan ditangani secara professional,” tegasnya.
Naudi mengaku beum mengetahui besaran anggaran dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang akan dikucurkan. Meski demikian, dia memastikan tetap bekerja dalam melakukan pencegaham antisipasi dan sosialisasi karhutla.
”Belum tahu anggarannya. Namun, pastinya kami sudah siapkan armada kendaraan motor dan modifikasi. Ada motor bhabinsa yang bisa digunakan mendekati titik api dan tahun ini sudah disediakan empat helikopter,” jelasnya. (daq/ign)