PALANGKA RAYA - Perusahaan Listrik Negera (PLN) pastikan akan aliri listrik ke 53 desa dari 205 desa di Kalteng yang belum teraliri. Listrik ke 53 desa tersebut akan selesai dikerjakan pada tahun 2018 ini.
General Manager Perusahaan Listrik Negara wilayah Kalselteng, Sudirman menegaskan bahwa pihaknya pada tahun ini targetkan aliri listrik di 53 desa yang tersebar di tujuh Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah.
Pasalnya, sampai akhir tahun 2017 masih ada sekitar 205 dari 1.572 desa di Kalteng yang belum dialiri listrik.
"Desa baru yang ditargetkan dialiri listrik tahun 2018 meliputi, 11 desa di Kabupaten Murung Raya, 11 desa di Kabupaten Gunung Mas. Kemudian Kapuas 10 desa, Barito Utara 7 desa, Lamandau 7 desa, Kotawaringin Timur 5 desa dan kota Palangka Raya satu desa," tegasnya.
Berdasarkan data PLN wilayah Kalselteng, dari 1.572 total desa di Kalteng, ada sebanyak 941 desa dialiri listrik PLN, 426 desa dialiri listrik yang bersumber dari luar PLN, dan 205 desa belum dialiri listrik.
Sudirman mengatakan upaya mengaliri listrik sebanyak 53 desa pada tahun 2018, PLN Kalselteng akan membangun kontruksi Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sekitar 212,37 kilometer sirkuit (KMS), gardu sekitar 4030 kilo volt ampere (KVA), dan kontruksi jaringan tegangan rendah (JTR) sekitar 118,03 KMS.
"Selain mengaliri listrik di 53 desa di Kalteng, Kami juga menargetkan dan telah menyusun perencanaan pada tahun 2019 hingga 2021 seluruh desa di provinsi seluruhnya teraliri listrik," tukasnya.
Sementara untuk rasio elektrifikasi provinsi Kalteng hingga Maret 2018 sebesar 81,79 persen. Rasio elektrifikasi tertinggi berada di Kota Palangka Raya yang mencapai 100 persen, disusul Kabupaten Bartim 96,59 persen, Lamandau 88,94 persen, dan Barito Utara 88,29 persen.
Kemudian Kabupaten Kotawaringin Timur 87,99 persen, Pulang Pisau 87,40 persen, Murung Raya 85,83 persen, Kotawaringin Barat 78,19 persen, Barito Selatan 77,70 persen, Kapuas 72,92 persen, dan Seruyan 47,10 persen.
"Perencanaan PT PLN Kalselteng untuk rasio elektrifikasi di Kalteng yakni, di tahun 2018 sekitar 83,01 persen, 2019 naik menjadi 88,32 persen, 2020 naik lagi jadi 93,98 persen, dan tahun 2021 sudah 100 persen," tandasnya. (arj/fm)