SAMPIT – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kotim I Made Dikantara menegaskan bahwa penyakit kuning padi yang menyerang ratusan hektare lahan pertanian padi khususnya di Kecamatan Teluk Sampit, bukan karena penyakit.
“Itu bukan penyakit padi, itu karena air tidak bisa turun atau terus tergenang sehingga menyebabkan padi menjadi kuning. Yang jelas, padi kuning bukan diserang penyakit,” ujar Made di ruang kerjanya, Rabu (16/5).
Sejak akhir 2017 hingga sekarang, Kabupaten Kotim belum masuk dalam kategori musim kemarau. Lahan pertanian selalu tergenang air air hujan maupun air sungai.
“Kotim sampai sekarang tidak dikatakan musim kemarau. Jadi, lahan pertanian tergenang air hujan dan air pasang surut sehingga membuat air tergenang dan sulit untuk dikeluarkan. Akhirnya, banyak padi yang kena penyakit kuning,” tegas I Made.
Solusinya, petani harus menaburkan pupuk prokal. Akan tetapi, tidak semua petani dapat bantuan pupuk prokal tersebut.
“Kalau sudah ditaburi pupuk prokal, maka akan mengurangi penyakit padi kuning. Hanya saja, ada beberapa hektare yang dapat bantuan pupuk prokal,” pungkasnya.
Meskipun petani padi terutama di Kecamatan Teluk Sampit banyak gagal panen, I Made menganggap bahwa petani tidak rugi. Alasannya, petani ada yang mendapatkan asuransi usaha tanaman padi (AUTP) sebesar Rp 6 juta per hektare.
“Petani yang mendaftarkan diri masuk AUTP, saya rasa tidak masalah karena akan mendapatkan ganti rugi. Untuk ke depannya, kami imbau petani masuk AUTP supaya gagal panen tetap mendapatkan hasil,” sarannya. (fin/yit)