SAMPIT – Demi meningkatkan kualitas pendidikan, kesejahteraan guru juga harus diperhatikan. Sebab, hal itu menunjang proses pengajaran yang profesional.
Demikian disampaikan sejumlah guru di Kota Sampit. Menurut mereka, penunjang pendidikan terbaik adalah tenaga pengajar/guru.
”Jika penunjang pendidikannya tak makmur, bagaimana bisa berkonsentrasi memberikan pengajaran yang berkualitas? Ibaratnya, guru mengajar sambil mikir cicilan motor, itu beda dengan guru yang mengajar tanpa beban apa pun di rumah,” kata Syahuri, salah seorang guru SD di Sampit, Rabu (30/5).
Hal senada diungkapkan Muhammad Asnawi. Pria 40 tahun yang sudah bertugas jadi tenaga pendidik di salah satu SMP di Kotim itu mengatakan, kesejahteraan guru SD dan SMP kurang diperhatikan.
Apalagi, kata dia, soal tunjangan sertifikasi yang kerap macet. Dia berharap pemerintah, terutama dinas terkait memperhatikan hak tersebut sebagai bahan pertimbangan naiknya kesejahteraan kaum yang berjuluk ’pahlawan tanpa tanda jasa’ itu.
”Tunjangan memang ada, tapi rasanya kurang. Apalagi dana sertifikasi yang jarang tepat waktu cairnya. Kami para guru ini jadi korban. Mengajar sih tetap lanjut, tapi kurang bersemangat rasanya,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotim Bima Eka Wardhana mengatakan, kesejahteraan guru memang dipikirkan. Tapi, kata dia, tenaga pendidik tak boleh lupa tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) sebagai guru.
Ia menegaskan, kesejahteraan guru sudah dipikirkan dari dulu. Namun, pemerintah pusat telah menegaskan tunjangan sesuai dengan yang sudah diatur.
”Saya harap para guru bersemangat. Jangan pikirkan hal lain dulu. Sebab itu tugas saya. Para guru hanya perlu memberikan pendidikan yang terbaik untuk semua muridnya. Agar kualitas pendidikan baik dan profesional,” tegasnya. (ron/ign)