KUALA KURUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Mas (Gumas) melaksanakan kick off meeting program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Gumas Tahun 2018. Ini merupakan sosialisasi untuk pengenalan kepada kelompok kerja (pokja) sanitasi kabupaten mengenai substansi pemutakhiran dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) sebagai upaya peningkatan kualitas dalam pembangunan sanitasi di daerah.
”Pemutakhiran dokumen SSK ini merupakan upaya Kabupaten Gumas dalam memetakan kondisi terkini capaian pembangunan sanitasi baik itu persampahan, air limbah, dan drainase, serta PPSP di tingkat daerah,” ucap Asisten II Setda Gumas Yohanes Tuah di Aula Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D), Kamis (7/6) pagi.
Untuk menjamin kelangsungan dan lanjutan pelaksanaan program PPSP di kabupaten, perlu disusun dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS), SSK, dan Memorandum Program Sanitasi (MPS). Penyusunannya pun telah selesai.
”Dokumen BPS dan SSK Kabupaten Gumas sudah selesai disusun pada tahun 2014, sedangkan dokumen MPS selesai pada tahun 2015,” ujarnya.
Sejauh ini, sudah ada 10 daerah di Kabupaten Gumas yang teridentifikasi berisiko tinggi di bidang sanitasi, yakni Kelurahan Kurun, Tewah, Sepang Simin, Tumbang Miri, Tumbang Marikoi, Tehang, Tumbang Napoi. Lalu juga ada Desa Tumbang Pajangei, Sepang Kota, dan Tumbang Siruk.
”Untuk itu, kita harapkan semua satuan organisasi perangkat daerah harus serius dalam merencanakan program dan kegiatan di daerah berisiko tersebut, berdasarkan skala prioritas dan dokumen pemutakhiran SSK,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala BP3D Kabupaten Gumas Salampak mengatakan, kick off meeting ini untuk menginformasikan kepada stakeholder agar dapat mengetahui dan memahami berbagai hal yang berkaitan dengan PPSP, menyamakan persepsi dalam hal pembangunan sanitasi, serta memperkuat kapasitas pokja sanitasi kabupaten dalam menjalankan peran dan fungsinya.
”Dengan adanya PPSP ini, kita diarahkan untuk menciptakan lingkungan kondusif yang dapat mendukung terciptanya percepatan pembangunan sanitasi melalui advokasi, perencanaan strategis, dan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi,” tandasnya. (arm/yit)