SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Kamis, 19 Juli 2018 08:29
Kental Unsur Lokal, Jadi Lima Terbaik dari Ribuan Peserta

Wahyu Saputra, Pemuda Mentaya yang Bikin Film Superhero Lokal

R-VIGIL: Wahyu Saputra sutradara sekaligustokoh superhero fiksi dari Sampit, yang kini berjuang menjadi film pendek terbaik dalam suatu ajang di salah satu stasiun televisi nasional.(DOKUMENTASI WAHYU SAPUTRA)

SUPERHERO  semacam Superman, Spiderman, Ant-Man, dan lainnya, tak hanya bisa diproduksi Hollywood. Sampit juga punya superhero fiksi sendiri. Namanya R-Vigil, sang Mentaya Superhero.

Usay Nor Rahmad, Sampit

BUMI sedang tak aman. Orang-orang jahat menebar ketakutan. Kondisinya semakin parah dengan direbutnya Pusaka Dohong. Pusaka yang memiliki kendali atas roh-roh jahat.

Gantar, seorang pemuda di Mentaya City, harus berjuang keras. Dengan kekuatan R-Vigil jelmaan enggang, burung keramat Kalimantan. Dia merebut kedamaian setengah bumi yang terjarah.

Begitu ringkasan film pendek karya Wahyu Saputra (30). Judulnya Mentaya Hero R-Vigil. Episode pertamanya Pusaka Dohong. Film pendek bergenre laga superhero inilah yang mengantarkannya jadi lima besar sutradara terbaik dalam ajang yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta nasional itu.

Radar Sampit berkesempatan mewawancarai Wahyu, sang sutradara yang juga berperan sebagai Gantar, tokoh di balik sosok R-Vigil, Sabtu (14/7). Saat berkunjung ke kediamannya di Jalan Ki Hajar Dewantara, Sampit, Wawah—sapaan akrabnya—baru pulang dari mengurus kebun.

Ruangan kerja seukuran 5 meter x 5 meter dipenuhi berbagai plakat piagam penghargaan. Sejumlah alat musik tradisional khas suku Dayak menempel di dinding.  Namun, paling menarik hati adalah kostum superhero berbahan busa hati (bahan sandal).

Rupanya mirip seperti Handon, tokoh di film Legend Hero. Tapi lebih detail. Corak burung enggang menjadikannya khas. Ornamen-ornamen khas suku Dayak Kalimantan Tengah di tubuh R-Vigil seperti gayung birang, isin lunju, karekot bajei, dan sepak sawut,menambah gagah sosok superhero fiksi itu.

R-Vigil merupakan singkatan dari Rhinoplax virgil, nama latin burung enggang atau biasa disebut burung tingang. Bagi warga suku Dayak, burung ini salah satu hewan yang dikeramatkan, sehingga menjadi salah satu simbol kearifan lokal.

”Harapan saya, R-Vigil bisa menjadi ikon superhero Kota Mentaya (Sampit). Khayalan saya, akan ada karakter-karakter lain seperti halnya Marvel,” cetus pria lajang ini.

Wawah mengaku tak kepikiran mengikuti ajang berskala nasional itu. Bermula dari penelusurannya di Youtube, dia menemukan pengumuman lomba film pendek tersebut.

Wawah sudah banyak menghasilkan karya film pendek. Dari yang bergenre komedi, dokumenter, hingga laga atau action. Seperti R-Vigil, Baruto the Warrior, The Flik, Pahuni, Thaji, dan Balog . Semua dapat dinikmati secara gratis di akun Youtube-nya Wawah Film.  

Beberapa di antaranya bahkan menjadi juara di festival film pendek tingkat provinsi. Misalnya, Thaji, The Chronicles of Siuk Bamban. Film ini menjadi salah satu yang terbaik dan diapresiasi Riban Satia, Wali Kota Palangka Raya.

”Bahkan, pak Wali Kota mencetuskan untuk mengurus hak ciptanya,” beber pria yang juga berprofesi sebagai guru seni ini.

Senin (25/6), menjadi salah satu hari yang berkesan bagi Wawah. Saat itu dia ditelepon Fajar Bustomi, film director yang menjadi mentor dalam ajang tersebut. Sutradara film Dilan itu mengabarkan Wawah agar segera ke Jakarta.

”Sempat putus asa, karena di pengumuman Instagram-nya sudah ada lima besar film yang terpilih. Ternyata saya diikutkan dalam  kategori kesutradaraan,” jelas pencinta kesenian tradisional ini.

Di Jakarta, ternyata peserta yang mengikuti ajang tersebut tidak sedikit. Ada ribuan yang diseleksi. Butuh dua hari dua malam bagi mentor, yakni Fajar Bustomi, Daniel Rifki, dan Cristian Sugiono, menyeleksi film-film pendek yang dikirim peserta.

Penyeleksian dilakukan untuk memastikan keaslian karya yang diikutsertakan. Hingga akhirnya terpilih 20 film terbaik. Mengerucut menjadi lima film. Salah satunya R-Vigil besutan Wawah.

Wawah merasa percaya diri dengan konten film pendek yang ia sajikan. Selain bermuatan lokal dan kaya unsur seni tradisional, filmnya juga berbeda dari kebanyakan peserta. Rata-rata peserta banyak bergenre drama dan dokumenter.

”Saya terkesan karena dia membawa contoh kostum,” ucap Christian Sugiono, salah satu mentor saat mengomentari presentasi Wawah di ajang itu.

Wawah juga menampilkan seni bela diri tradisional suku Dayak, kuntau, dalam film laganya. Musik latar pun banyak hasil karyanya sendiri. Terutama yang berkaitan dengan nuansa etnik.

Di balik itu, sejumlah fakta menarik diperoleh Radar Sampit. Dalam produksi film tersebut, Wawah harus berjuang sendiri. Baik dalam mencari talent maupun proses editing film.

Untuk talent, Wawah merekrut saudara dan teman-temannya untuk bermain film. Semuanya swadaya, murni hanya ingin menghasilkan karya. Tidak ada honor atau bayaran bagi pemain.

Demikian halnya dengan properti yang digunakan. Dia harus memesan bahan-bahan untuk membuat sendiri kostum superhero khayalannya itu. Semuanya didesain dan dibikin sendiri.

”Saya juga banyak mendapat masukan saat mentoring.  Di sana juga banyak mendapat kenalan mereka banyak yang mengajak kerja sama dan menawarkan untuk membikinkan kostum yang lebih baik,” katanya.

Kendala lain banyak dialami Wawah saat syuting film. Banyak pemilik dan pengelola fasilitas, seperti hotel dan perkantoran di Sampit keberatan wilayahnya dijadikan lokasi syuting.

Di sisi lain, fasilitas publik seperti kawasan Ikon Jelawat, Bundaran Balanga, dan lainnya belum terlalu maksimal dijadikan latar film.

Meski mengandalkan konten bermuatan lokal dan kaya unsur tradisi, tak banyak yang tahu karya pemuda Dayak ini. Di tingkat daerah, tak ada perhatian khusus bagi pengkreasi seni seperti Wawah.

Wawah hanya berharap, filmnya yang mengangkat unsur kebudayaan daerah dapat menjadi yang terbaik di ajang tersebut dan mampu mengharumkan Kota Mentaya. Kota tempat lahirnya superhero khayalannya, R-Vigil, jelmaan Tingang, burung keramat warga Kalimantan. (***/ign)

 

 


BACA JUGA

Jumat, 04 Juli 2025 17:49

Perkuat Sinergi Satpol PP Gelar Rakor Satlinmas SE Kobar

PANGKALAN BUN – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten…

Jumat, 04 Juli 2025 17:49

Dinas PUPR Ajak Swasta Perbaiki Jalan Karang Mulya

PANGKALAN BUN – Dalam upaya meningkatkan pelayanan infrastruktur kepada masyarakat,…

Jumat, 04 Juli 2025 17:44

DPRD Dukung Langkah Pemkab Menata UMKM Secara Persuasif

PANGKALAN BUN – Ketua DPRD Kotawaringin Barat (Kobar) Mulyadin menyatakan…

Kamis, 03 Juli 2025 16:36

Wajah Kota Ditata Rapi, UMKM Tetap Jadi Prioritas Bupati Kobar

PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terus berkomitmen…

Kamis, 03 Juli 2025 16:35

Pemkab Kobar Raih Penghargaan

PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Pemkab Kobar) kembali…

Kamis, 03 Juli 2025 16:33

Pemkab Perlu Segera Bahas Permasalahan BBM Subsidi

PANGKALAN BUN – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten…

Rabu, 02 Juli 2025 16:59

PUPR Gelar Pelatihan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

PANGKALAN BUN – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)…

Rabu, 02 Juli 2025 16:58

Bupati Harapkan Sinergi Polri dan Pemda Terus Terjalin

PANGKALAN BUN – Bupati Kotawaringin Barat (Kobar), Hj. Nurhidayah, menghadiri…

Rabu, 02 Juli 2025 16:55

Fraksi Golkar Dukung Penutupan THM Last Wost di Pasir Panjang

PANGKALAN BUN– Ketua Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar)…

Selasa, 01 Juli 2025 15:36

Fraksi Golkar Dukung Penutupan THM Last Wolf di Pasir Panjang

PANGKALAN BUN – Ketua Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers