PALANGKA RAYA – Pj Sekda Kalimantan Tengah (Kalteng), Fahrizal Fitri meminta semua pihak, terutama Pemerintah Kabupaten dan Kota menindaklanjuti status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diperpanjang hingga tiga bulan ke depan.
Tindak lanjut yang dimaksud berupa penguatan koordinasi dengan semua pihak terkait, baik itu tim pengendali api, Kepolisian dan TNI di daerahnya masing-masing.
Hingga tiga bulan ke depan, upaya pencegahan harus terus digiatkan melalui patroli darat ataupun patroli udara menggunakan helikopter.
“Mestinya status siaga darurat karhutla ini sudah habis, namun melihat kondisi sekarang, maka pemerintah memutuskan statusnya diperpanjang hingga November nanti. Jadi ini yang harus ditindaklanjuti oleh kita semua,” katanya kemarin.
Ia mengatakan, sekarang ini titik panas di sejumlah daerah masih terus terpantau. Bahkan titik panas di Kabupaten Kapuas dan Kotawaringin Timur tercatat lebih banyak, sehingga upaya antisipasi kebakaran hutan dan lahan di daerah tersebut telah dilakukan secara beberapa hari lalu dengan menurunkan helikopter water bombing.
“Bahkan kemarin helikopter water bombing sudah ditambah lagi satu unit, artinya sekarang yang beroperasi di wilayah Kalteng ada lima unit. Ini akan membantu kita memantau kondisi wilayah khususnya yang sulit dijangkan menggunakan jalur darat,” katanya.
Berdasarkan pantauan, beberapa titik sudah mengalami kebakaran dan tidak sedikit yang menyasar kawasan gambut. Hal tersebut jika tidak secepatnya diantisipasi dikhawatirkan menimbulkan kebakaran lebih luas dan berdampak terhadap terjadinya kabut asap.
“Saya juga meminta kesadaran masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Kita semua tidak ingin kejadian kabut asap seperti 2015 lalu terulang lagi,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD dan Damkar) Kalteng Darliansjah mengatakan, keputusan perpanjangan ini berdasarkan hasil rapat bersama satuan tugas karhutla setelah melihat perkembangan yang terjadi belakangan ini.
Ia menyebutkan, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), seluruh wilayah Kalteng sudah memasuki musim kemarau dan situasi ini diperkirakan berakhir di minggu ketiga Oktober.
Bahkan, pada bulan September nanti menjadi puncak musim kemarau di provinsi ini, sehingga antisipasi dini harus dilakukan.
“Makanya salah satu upaya pencegahan dengan memperpanjang status siaga darurat. Selain itu seluruh personel juga dikuatkan koordinasinya,” pungkasnya. (sho/fm)