PALANGKA RAYA – Perubahan cuaca yang disertai kebakaran huntan dan lahan (karhutla) harus diwaspadai masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng). Sebab, apabila semakin menjadi-jadi, potensi kabut asap akan semakin besar dan akan berdampak bagi kesehatan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng mencatat angka kasus Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) atau Influenza Like Illness (ILI) di provinsi ini pada beberapa bulan terakhir menjukan grafik meningkat. Bahkan, kalau dibandingkan Juni dengan Juli 2018, peningkatannya mencapai sekitar 30 persen.
”Angka kasus ISPA atau ILI di Kalteng, kalau melihat gerafiknya, itu memang mengalami sedikit kenaikan. Ini tentu perlu kita sikapi betul-betul,” kata Plt Kepala Dinkes Yayuk Indriati, kemarin.
Peningkatan kasus ISPA hampir merata di kabupaten dan kota. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan tersebut, karena dibarengi musim kemarau dan mulai terjadinya kabut asap tipis di sejumlah wilayah.
Yayuk menuturkan, peningkatan titik panas dalam beberapa waktu belakangan dapat menjadi peringatan, karena potensi karhutla bisa saja terjadi yang kemudian terdampak terhadap kabut asap. Masyarakat yang banyak melakukan aktivitas di luar ruangan, diimbau menggunakan masker serta menjaga kondisi fisiknya.
”Ya, dengan terjadinya perubahan cuaca, perubahan lingkungan udara seperti saat ini, kalau tidak dibarengi peningkatan kualitas tubuh, dengan menjaga kondisi fisik, bisa berdampak terhadap kesehatana,” ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, jumlah masker dan tabung oksigen portable di pihaknya dalam keadaan cukup dan siap apabila diperlukan. Terbukti hingga sekarang sudah banyak lembaga yang meminta masker ke pihaknya terkait bantuan tersebut.
”Kalau pembagian masker, memang kami belum lakukan. Yang ada kami membagikan kepada lembaga-lembaga yang meminta dan itu sudah disuplai,” katanya.
Dinkes sejak awal tahun sudah menguatkan perencanaan untuk mengantisipasi berbagai masalah karhutla, khususnya antisipasi kabut asap. Sebab, melihat kondisi cuaca yang diprediksi akan mengalami kemarau kering, tidak menutup kemungkinan kabut asap seperti tahun 2015 terulang lagi.
”Memang cukup mengkhwatirkan. Saya berharap tidak terkaji kabut asap,” ujarnya. (sho/ign)