NANGA BULIK – Tidak banyak pengusaha yang mau membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah 3T, yakni terdepan, terluar, dan tertinggal.
Sebab, secara hitungan ekonomis, membangun SPBU di wilayah tersebut kurang menguntungkan. Mengingat jauhnya tempat serta rusaknya infrastruktur jalan, sehingga menyulitkan transportir mengantarkan armada tangki untuk memasok bahan bakar minyak (BBM) dan jumlah pengguna yang tidak terlalu banyak.
Namun bagi Abdul Hamid, niatnya membangun SPBU penyalur BBM satu harga di wilayah pelosok bukan untuk mengejar keuntungan, tetapi murni untuk membantu masyarakat pedalaman.
Sebab, telah lama masyarakat pedalaman Kabupaten Lamandau “berteriak” dengan mahal dan sulitnya memperoleh BBM. Harga premium di eceran kisaran Rp 15 ribu per liter, begitu pula dengan solar. Dengan dekatnya SPBU, diharapkan masyarakat lebih mudah dapat BBM dengan harga wajar, dapat menekan biaya produksi usaha kecil masyarakat, output-nya diharapkan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat lebih cepat lagi.
"Sebenarnya ini baru pertama kalinya saya membuat SPBU, ini sebagai bentuk keprihatinan kami terhadap masyarakat pedalaman yang kesulitan memperoleh BBM. Kalau ada yang bilang ini ada unsur politiknya, saya tegaskan bukan. Kecamatan Belantikan Raya ini bukan daerah pemilihan (dapil) saya (dapil 2). Saya di dapil 3,” kata anggota DPRD Lamandau dari partai berlambang Ka'bah ini.
Namun demikian, pria yang telah lama dikenal kedermawanannya, mulai membuka depo pengisian air minum gratis untuk semua masyarakat ini, dalam waktu dekat juga berencana mengajukan izin pembukaan SPBU reguler di wilayah Kecamatan Sematu Jaya, yakni di Jalan Negara Trans Kalimantan antara tugu selamat datang - Simpang Sepaku.
Dengan harapan dapat membantu masyarakat wilayah Kecamatan Sematu Jaya memperoleh BBM dengan mudah, sebab selama ini SPBU dan APMS hanya ada di ibu kota kabupaten, itu pun jumlahnya hanya 1 dan tidak buka 24 jam, cukup menyulitkan masyarakat untuk memperoleh BBM.
“Seperti pepatah ‘sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat untuk orang lain’, saya ingin keberadaan saya juga bermanfaat bagi banyak orang banyak," ujarnya.
Menariknya, saat peresmian SPBU Kompak di Desa Nanga Belantikan Kecamatan Belantikan Raya, Kamis (13/9) lalu, juga bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke 50. Ya, di usia yang sudah setengah abad ini, ia tak pernah menurunkan niatnya untuk membantu masyarakat.
Sementara itu, PJ Bupati Lamandau Katma F Dirun saat menghadiri peresmian SPBU mengungkapkan masyarakat, Lamandau patut bersyukur ada program lembaga penyalur BBM satu harga yang menjangkau daerah 3T yang digagas oleh Presiden Joko Widodo.
"Ini sebagai perwujudan sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak hanya masyarakat kota yang merasakan harga BBM bersubsidi, tapi warga di pedalaman juga bisa merasakan harga yang sama," kata Katma.
Ia sangat berterima kasih kepada BPH Migas dan Pertamina yang telah mendukung dan memperlancar pembangunan SPBU di pelosok Lamandau ini.
Terlebih kepada Abdul Hamid yang memprakarsai pendirian SPBU ini. Ia berharap kedepan semakin banyak SPBU penyalur BBM satu harga di Kabupaten Lamandau.
Sekadar diketahui, peresmian SPBU dilaksanakan langsung oleh Komite BPH Migas, Hari Pratoyo. Hadir pula Marketing Branch Manager Kalbarteng PT Pertamina (persero) Teuku Johan Miftah, serta Bupati dan Wakil Bupati Lamandau terpilih, Hendra Lesmana dan Riko Purwanto.
Usai penandatanganan prasasti, dilakukan pengguntingan pita secara bersama-sama. Perwakilan BPH Migas dan PJ Bupati Lamandau sempat mencoba mengisi BBM ke kendaraan di SPBU, sebagai bukti bahwa SPBU sudah siap melayani masyarakat. (mex/fm)