SAMPIT – Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringn Timur (Kotim), Herianto optimistis dalam dua tahun mendatang, Kotim bisa jadi sentra penyuplai Ikan Patin. Hal itu didasarkan pada budidaya ikan tersebut yang berkembang pesat dalam beberapa waktu terakhir.
Herianto mengatakan, Kotim dinilai layak menjadi sentra ikan Patin Nasional. Selain memiliki potensi besar, kabupaten ini juga telah menerapkan budidaya ikan berbasis kawasan, sebagai wujud budidaya yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
”Saya optimis, karena kita saat ini sudah memiliki lokasi yang strategis untuk pengembangan bibit dan tempat panen Ikan Patin, itu dua tahun lagi pasti berkembang pesat. Salah satunya di Desa Bapeang. Hal ini juga sejalan dengan dukungan pak Dirjen yang sempat datang beberapa waktu lalu,” ujarnya, Minggu (21/10).
Desa Bapeang, lanjut Herianto, ditetapkan sebagai salah satu kawasan pengembangan ikan Patin. Terdapat lebih dari 220 kolam di desa tersebut. Sebanyak 45 kolam di antaranya sudah siap dipanen, dengan jumlah kira-kira 40 ton.
Berdasarkan data yang diberikan Herianto, sepanjang 2017 produksi perikanan budidaya di Kotim mencapai 8.409,4 ton. Di antaranya, produksi Ikan Patin sebanyak 2.547,98 ton dan Ikan Jelawat sebanyak 19,28 ton.
Sementara itu, beberapa peternak ikan di dua desa yang berbeda berharap daerah mereka juga dijadikan target budidaya ikan. Salah satunya, Mawan. Pria yang bekerja sebagai peternak ikan lele di Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Telaga Antang tersebut mengaku sudah dua tahun melakukan budidaya ikan tersebut.
”Saya juga sempat membudidayakan Ikan Patin. Meski sempat gagal, tapi pernah panen walaupun sedikit. kendalanya, kami kesulitan pakan dan bibit,” ungkapnya ketika dihubungi Radar Sampit kemarin siang.
Sementara Muhaimin, salah satu peternak Ikan Nila juga mengatakan hal yang sama. Warga di salah satu desa di Kecamatan Mentaya Hulu ini mengatakan membutuhkan bibit ikan Patin.
Dirinya berharap dapat mengembangkan jenis ikan tersebut seperti yang terjadi di Desa Bapeang. Dengan demikian, Kotim lebih banyak memiliki pusat penyuplai ikan.
”Saya dan beberapa warga lainnya pasti bisa membudidayakan (Ikan Patin) itu. Tinggal pemerintah saja yang memberi kami bantuan dan melakukan penyuluhan atau pembekalan. Peternak di sini juga handal-handal,” pungkasnya.(ron/gus)