PALANGKA RAYA – Dinas Perikanan Kota Palangka Raya terus berupaya mencegah illegal fishing, yang terjadi hampir seluruh danau dan sungai yang ada di kota cantik ini. Salah satunya adalah melibatkan Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmawas) di kelurahan masing-masing.
“Sampai saat ini kami terus melakukan pencegahan terjadinya illegal fishing di danau-danau atau sungai yang ada di kota ini,” ujar Kepala Dinas Perikanan Kota Palangka Raya Helmi, melalui Kabid Perikanan Tangkap Jubaidah, Jumat (26/10).
Jubaidah menjelaskan, jika dibandingkan dari tahun 2015 atau 2016 lalu, tahun ini kasus illegal fishing menurun. Kalau di tahun 2016 lalu illegal fishing ini dilakukan menggunakan alat tangkap yang tak ramah lingkungan. “Sekitar lima kasus menggunakan alat setrum dinamo 10 kilo dengan kapasitas watt yang cukup besar dan merusak lingkungan berhasil diatasi tahun 2015-2016,” katanya.
Jika masih ada kasus illegal fishing ini masih relatif ringan, dengan menggunakan racun potasium, tuba, dan alat setrum listrik dengan medianya aki dengan daya rendah. “Itu tidak masuk sampai ke ranah hukum, seperti di tahun 2016 lalu. Namun yang ketahuan disuruh buat pernyataan agar tidak mengulangi kesalahannya oleh pokmawas tadi,” ujar Jubaidah.
Menurutnya, illegal fishing tentunya akan mempengaruhi jumlah produksi tangkapan ikan, dan mata pencaharian penduduk setempat yang bergantung hidup dari hasil sungai. “Tentunya selain merusak ekosistem dan keberlangsungan ikan-ikan lokal ini, juga para nelayan di daerah tersebut pun akan kehilangan mata pencariannya,” ucapnya.
Adapun tempat illegal fishing ini ada di beberapa kecamatan, seperti kecamatan Rakumpit desa Gaung Baru, Petuk Barunai, Petuk Bukit. Dan kebanyakan oknum pelaku kegiatan ini orang luar dari lingkungan setempat. “Terkadang pelakunya bukan orang setempat, melainkan desa tetangga atau orang luar kelurahan itu. Makanya dicegah melalui Pokmawas ini tadi juga,” tegasnya.
Selain itu, sebagai upaya pengembalian ikan-ikan yang punah akibat illegal fishing tadi, pihaknya melakukan restocking atau penebaran bibit ikan ke danau-danau yang ada. “Dengan harapan, itu dapat membantu pengayaan jumlah bibit-bibit ikan lokal yang punah akibat aktivitas tersebut,” pungkas. (agf/arj)