SAMPIT – Penguatan pembangunan bisa dilakukan lewat sektor niaga. Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Kotim Redy Setiawan, salah satunya dengan cara membenahi permasalahan pasar dan perdagangan.
Ditegaskannya, pembenahan pasar dan aktivitas perdagangan adalah kunci menguatkan perekonomian. Sebab, kata dia, aktivitas niaga di dalam pasar bisa menyumbang banyak sekali manfaat.
"Salah satunya adalah pasar tradisional. Jika kita bisa menonjolkan itu, saya yakin sekali pendapatan masyarakat meningkat. Itu akan kita lakukan. Dan mekanismenya sudah mulai kita rancang," ujarnya, Senin (12/11).
Selain itu, lanjut Redy, pihaknya bakal melakukan pembenahan di beberapa pasar. Salah satunya di Samuda, PPM dan Pasar Mangkikit. Disusul kemudian pasar-pasar yang lain.
Pembenahan itu dalam bentuk perbaikan infrastruktur, kebersihan, dan keamanan. Pihaknya menargetkan kenyamanan pengunjung dan pedagang untuk mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dan peningkatan aktivitas perdagangan.
"Ini masih kita bicarakan. Berapa anggarannya. Berapa yang diperbaiki. Bagaimana konsepnya dan seperti apa nanti mekanismenya. Kita (Disdagperin) juga sudah bicara dengan beberapa pedagang. Nanti akan kita realisasikan secepatnya," terang Redy.
Sementara itu, masyarakat yang biasa berbelanja di pasar tradisional menyampaikan keluhannya terkait kebersihan dan kenyamanan. Menurut mereka, salah satu yang membuat berbelanja di pasar tradisional tidak begitu nyaman, adalah lokasi yang sering kemasukan air, bahkan becek untuk pasar yang tak memiliki lantai keramik.
"Contoh misalnya di Pasar Subuh. Itu becek kalau hujan. Itu selalu menimbulkan bau menyengat. Intinya, kebersihan saja sih yang peu dibenahi," kata Tania, warga Jalan Pangeran Antasari.
Begitu juga Rahmad. Pedagang nasi goreng ini mengaku ketika ia masuk ke beberapa pasar tradisional, masih ditemui ketodaknyamanan. Misalnya, kata dia, soal ketidakramahan pedagang, lingkungan yang kotor, banyak lalat dan nyamuk, serta lokasi yang terkesan kumuh.
Hal tersebut ditanggapi oleh pedagang Pasar Keramat, Yanti. Menurut Yanti, pasar tempatnya berjualan itu memang sudah sejak lama kondisinya sedikit kotor. Namun, kata dia, berkali-kali pedagang sudah membersihkan kotoran atau sampah yang berserakan.
"Semua pasar tradisional memang begini. Kalau kotor-kotor amat (sangat kotor) sih enggak ya. Kami selalu bersihkan. Petugasnya juga ada. Intinya tergantung pembelinya saja. Ada yang enggak suka blusukan di pasar tradisional. Karena sering belanja di mall, makanya nampak kotor pasar kita. Padahal, biasa saja," pungkasnya.(ron/gus)