SAMPIT - Tingkat keberhasilan budidaya ikan Jelawat yang minim, membuat Dinas Perikanan Kabupaten Kotim berpikir keras. Selain harus memberikan pemahaman soal keuntungan membudidayakan ikan jelawat, pemerintah juga berupaya menargetkan keberhasilan budidaya lebih meningkat pada 2019 mendatang.
Menurut Kepala Dinas Perikanan Kotim Herianto, kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) masih ragu melanjutkan budidaya ikan jelawat, lantaran sering gagal panen.
"Ini jadi salah satu tantangan, sekaligus pekerjaan rumah yang belum kita selesaikan sepanjang 2018 ini. Dari puluhan pokdakan, hanya beberapa saja yang mau memulai budidaya jelawat. Itupun, masih tidak maksimal, karena bibitnya juga minim," ujarnya, Minggu (9/12).
Sementara itu, salah satu pokdakan di Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Juniadi mengaku pikir-pikir membudidayakan jelawat. Alasannya, bibit sulit ditemukan dan modal yang dibutuhkan juga besar. Sementara, tingkat keberhasilan jelawat juga rendah.
Juniadi tak mau ambil risiko. Oleh sebab itu, pihaknya berharap pemerintah memberikan bantuan bibit seperti yang dilakukan oleh Dirjen Perikanan Budidaya yang memberikan berton-ton ikan patin, beberapa bulan lalu.
"Bibitnya kan sulit kami dapatkan. Pokdakan di sini (Bapeang) itu sudah pernah mencoba mengembangkan ikan jelawat itu, tapi selalu gagal. Makanya kami tak mau rugi. Sementara, mungkin hanya ikan patin saja yang bisa kami kelola," ungkapnya. (ron