PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran menginginkan Pelabuhan Perikanan Kumai di Kabupaten Kotawaringin Barat selesai paling lambat akhir tahun ini.
Pelabuhan ini dianggap punya andil besar dan kontribusi yang tidak sedikit bagi perekonomian, bila bisa dioperasionalkan secara maksinal.
Selain berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, Gubernur menilai keberadaan pelabuhan tersebut sangat penting dalam meningkatkan pendapatan nelayan serta mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kalteng.
“Kalau pelabuhan tersebut sudah maksimal, maka nelayan mudah membawa dan menjual hasil tangkapannya. Jadi, saya harapkan bisa secepatnya operasional dan pasti akan dipantau terus bagaimana prosesnya,” katanya, Minggu (13/1) kemarin.
Pembangunan Pelabuhan Perikanan Kumai ini sudah berjalan cukup lama. Pada tahun 2017 sudah dikucurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 7 miliar. Kemudian, pada 2018 kembali dianggarkan sebesar Rp 13 miliar, dan tahun 2019 dianggarkan kembali dengan dana sebesar Rp 9,6 miliar.
Dengan adanya kucuran anggaran seperti itu, Sugianto mengharapkan tidak terjadi kendala dalam proses pembangunan pelabuhan tersebut. Orang nomor satu di Bumi Tambun Bunga ini keberadaan nelayan harus diperhatikan, sehingga pelabuhan sebagai sarana pendukung aktivitas nelayan harus benar-benar dirasakan manfaatnya.
“Saya sudah minta paling lambat akhir tahun 2019 ini, Pelabuhan Perikanan Kumai sudah bisa dioperasionalkan dan dipergunakan nelayan. Saya ingin nelayan cepat-cepat terbantukan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalteng Darliansyah optimis keberadaan pelabuhan tersebut mampu meningkatkan pendapatan nelayan di wilayah setempat.
Perhitungan ini karena fasilitas di pelabuhan itu cukup banyak dan modern. Dermaga pelabuhan mampu menampung sekitar 40 lebih kapal berkapasitas 30 GT.
Selain itu, Pelabuhan Perikanan Kumai tersebut juga dilengkapi Stasiun Pengisian Diesel Nelayan (SPDN), pabrik es, tempat penampungan ikan, pengolahan ikan, pelelangan ikan, menara dan instalasi air, serta lainnya.
“Gubernur memang ada menyampaikan agar pelabuhan itu aktif paling lambat akhir tahun 2019. Kami yakin keinginan bapak gubernur bisa direalisasikan. Kami terus memantau penyelesaian pembangunannya,” bebernya. (sho/fm)