SAMPIT- Demi meningkatkan partisipasi pemilih pemula pada pemilihan umum (Pemilu) serentak pada 17 April 2019 mendatang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim), bersama bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu) setempat, gencar mengajak peningkatan kesadaran agar memberikan hal suaranya di pesta demokrasi tersebut.
Salah satunya melalui sosialisasi peningkatan kesadaran masyarakat, terutama pemilih pemula dalam Pemilu 2019, di lantai II aula, Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Kotim, Selasa (19/2) pagi.
Bupati Kotim, Supian Hadi yang diwakili oleh Asisten I Setda Kotim, Nur Aswan memaparkan Pemilu merupakan salah satu pilar demokrasi, sebagai perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang demokratis sesuai dengan harapan masyarakat. Pemilu juga diatur dengan undang-undang No.7 tahun 2017 sebagai dasar dan pedoman dalam penyelenggara pemilihan umum tahun 2019 ini.
”Pemilu dihadirkan sebagai instrumen untuk memastikan adanya transisi dan rotasi kekuasaan berjalan dengan demokratis. Pemilu juga sebagai sarana pendorong akuntabilitas dan kontrol publik terhadap negara,” paparnya.
Nur Aswan melanjutkan, fungsi pemilu juga sebagai sarana membangun legitimasi, sarana penguat dan sirkulasi slit secara periodik. Serta sarana menyediakan perwakilan dan sarana pendidikan berpolitik.
”Kurang dari dua bulan lagi Indonesia akan mencatat sejarah untuk pertama kalinya, karena pemilu kali ini di gabung menjadi satu dalam satu waktu, yaitu pemilihan anggota legislatif beserta pemilihan presiden dan wakil presiden,” terangnya.
Lebih lanjut diuraikan Nur Aswan, pemilu tahun ini juga akan berbeda, karena syarat sebagai pemilih pada pemilu ini wajib mempunyai KTP-EL (KTP elektronik) atau yang sudah melakukan perekaman KTP-EL. Sehingga bagi warga yang belum melakukan perekaman berpotensi kehilangan hak pilihnya.
”Dengan adanya sosialisasi ini, agar kiranya dapat memahami tentang kepemiluan. Kita juga tetap bersatu walau pilihan berbeda satu sama lain, dan jangan termakan berita yang tidak benar (hoax),” imbuhnya.
Ditegaskan Nur Aswan, pada Pemilu kali ini, Pemprov menargetkan partisipasi pemilih setidaknya mencapai 90 persen. Ada peningkatan dari pada target KPU yang hanya 77,5 persen saja, sehingga adanya sosialisasi ini diharapkan bisa meningkatkan partisipasi masyarakat, yang sebelumnya ada yang acuh tak acuh.
Kemudian ditambahkan, upaya pemerintah dalam mendukung pemilu, antara lain turut menjaga keamanan dan situasi politik di masyarakat, termasuk membentuk tim pemantau pemilu, bersama forum komunikasi perangkat daerah.
”DPT (Daftar Pemilih Tetap) sudah ditetapkan oleh KPU, hanya nanti ada tambahannya di bulan Maret,” tandas Nur Aswan. (rm-96/gus)