PALANGKA RAYA - Pendidikan dan kesahatan masih menjadi persoalan yang belum dapat diselesaikan di Provinsi Kalteng. Itu terungkap dari hasil reses masing-masing anggota DPRD ke daerah pemilihan.
Hampir semua dapil yang ada di Kalteng mengeluhkan sarana dan prasana pendidikan dan kesehatan yang belum terpenuhi. Hal itu membuat masyarakat di desa sulit mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan berkualitas.
Anggota DPRD Kalteng Dapil I Duel Rawing mengatakan, persoalan pendidikan memang menjadi persoalan utama di Kalteng. Sebab, sarana dan prasaranan belum memadai.
"Di Kekeng Pangi saja belum ada sekolah menegah atas (SMA), sehingga siswa yang ingin melanjutkan sekolah harus ke Kasongan dengan menpuh jarak yang cukup jauh. Ini juga banyak ditemukan dapil satu, seperti Gunung Mas," ucapnya, kemarin.
Menurutnya, kebutuhan akan sekolah sangat penting mengingkat telah ditetapkannya wajib belajar 12 tahun.
"Banyak masyarakat yang mengusulkan membangun sekolah yang dekat, sehingga siswa dapat melanjutkan sekolah. Karena sekolah yang jaraknya jauh, banyak anak didik yang tidak melanjutkan sekolah," ujarnya.
Senada dengan itu, anggota DPRD Kalteng dapil III Jimin mengungkapkan, setelah melakukan kunjungan kebebeapa sekolah dan sarana kesehatan di Lamandau, banyak hal yang disampaikan guru dan pihak rumah sakit. Diantaranya sarana dan prasarana yang masih sangat terbatas.
"Kekurangan tenaga kesehatan di RSUD Lamandau membuat pelayanan terganggu. Dan pihak rumah sakit juga keluhkan belum adanya alat mengecek darah, sehingga pasien harus ke Pangkalan Bun dulu untuk hanya mengecek darah," ungkapnya.
Dewan meminta perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan dan kesehatan. Sebab, selama ini pemerintah lebih fokus pada infrastruktur.
"Kita harap tahun berikutnya pendidikan dan kesehatan menjadi prioritas. Sebab, ini penting untuk meningkatkan SDM Kalteng dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat," pungkasnya. (arj/yit)