SAMPIT – Sosialisasi program desa tangguh bencana (Destana) kembali digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Selasa (2/9). Desa Bajarau di Kecamatan Parenggean menjadi pilihan setelah sebelumnya digelar di Desa Terantang. Dipilihnya Bejarau dikerenakan masuk dalam pemetaan wilayah yang rawan terkena bencana banjir.
Sebagai pilot project desa tangguh bencana diharapan masyarakat Bejarau sudah siap dan tidak bergantung dengan pemerintah semata-mata. Namun, atas usaha masyarakat itu sendiri mampu mengatasi masalah bencana yang terjadi di daerahnya.
“Untuk itu ketangguhan masyarakatnya perlu ditingkatkan guna mengurangi kerentanan yang merupakan salah satu variabel terjadinya bencana,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kotim M. Yusuf.
Dijelaskan Yusuf kesiapsiagaan terhadap bencana merupakan bagian dari keterampilan untuk kelangsungan hidup manusia, karena itu pengurangan risiko bencana (PRB) menjadi salah satu fokus relawan dan masyarakat. Relawan dan masyarakat harus dilatih dan diberdayakan untuk memahami tanda-tanda peringatan bencana dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan mencegah bencana.
“Bila program pengurangan risiko bencana terus digalakkan maka hal ini merupakan langkah awal penting dalam membangun ketangguhan bencana seluruh masyarakat,” ujar Yusuf.
Melalui kegiatan ini Yusuf berharap para peserta akan mengetahui dan memahami tahapan penanggulangan bencana baik, pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. Sehingga diharapkan akan terwujud masyarakat dan relawan yang tanggap dan tangguh dalam menghadapi bencana. (ton)