SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Minggu, 21 April 2019 22:35
Masyarakat Cenderung Pilih Ambil Uang Lalu Bungkam
ILUSTRASI.(net)

SAMPIT- Jika Bawaslu Lamandau masih menggarap dugaan politik uang, Bawaslu Kotim sebaliknya. Lembaga tersebut kesulitan mendeteksi politik uang yang dikabarkan marak. Pasalnya, selama ini masyarakat lebih memilih bungkam meskipun pernah menerima dan ditawarkan sejumlah uang, sehingga hal itu sulit ditindaklanjuti. 

Ketua Bawaslu Kotim Muhammad Tohari mengatakan, selama ini, sejak patroli gencar dilakukan, belum ada satu pun temuan atau operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oknum caleg terhadap masyarakat.

”Selama ini apakah masyarakat sebagai penerima (masyarakat) mau terbuka dengan Bawaslu? Padahal sudah kami sampaikan berkali-kali, masyarakat sebagai penerima berhak melaporkan dan tidak perlu khawatir karena tidak akan sampai diproses hukum,” kata Tohari, Sabtu (20/4).

Menurutnya, penindakan politik uang bisa diberantas ketika ada kerja sama antara Bawaslu dan masyarakat. Tetapi, jika selama ini masyarakat bungkam dan tidak mau melaporkan, justru akan sulit ditindaklanjuti karena masih samar dan tidak ada ketidakjelasan.

”Pemberi jelas bungkam, tetapi penerima, dalam hal ini masyarakat, seharusnya mau melaporkan ke Bawaslu. Namun, baik pemberi maupun penerima memilih bungkam. Kalau bungkam, apa yang mau ditindak? Untuk bisa ditindaklanjuti harus memenuhi syarat ada pelapor, terlapor, bukti, dan temuan. Tetapi sejauh ini itu tidak ada,” katanya.

Tohari menegaskan, masyarakat harus bisa menolak ketika adanya serangan fajar. Jika segala bentuk politik uang diterima masyarakat, hal itu justru akan membuat proses demokrasi semakin rusak.

Di samping itu, masyarakat yang selama ini menerima sejumlah uang, bisa menjadi bukti bahwa kesejahteraan masyarakat belum optimal, sehingga untuk mencegah hal itu terjadi diperlukan pemahaman pendidikan politik sejak dini.

”Pendidikan politik pada masyarakat itu sangat penting dan harus dibangun sejak dini. Jangan hanya saat pemilu saja. Jadi, masyarakat yang cerdas sudah bisa berpikir kritis. Kalau ada oknum caleg yang menawarkan sejumlah uang, tidak asal terima tetapi dipikirkan dampaknya,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, praktik politik uang dalam Pemilu 2019 merugikan sejumlah calon anggota legislatif. Banyak oknum caleg yang disebut-sebut tekor karena harus mengeluarkan biaya besar untuk meraup suara. Mereka dikibuli, karena saat pemilihan berlangsung, suara yang diperoleh tak sesuai harapan.

Salah seorang caleg yang enggan disebutkan namanya mengaku menghabiskan dana sekitar Rp 20 juta untuk menjaring suara di suatu wilayah. Awalnya dia berharap bisa mendapatkan suara hingga ratusan. Namun, saat perhitungan, sang caleg ini hanya  mendapatkan satu suara di tempat pemungutan suara (TPS) yang dijanjikan akan banyak meraup suara.

”Habis Rp 20 juta untuk satu daerah itu, tapi ternyata  hanya dapat satu suara. Sangat di luar ekspektasi,” kata salah seorang tim pemenangan caleg tersebut.

Caleg itu awalnya dijanjikan perolehan suara di atas 100 dengan biaya Rp 20 juta. Uang tersebut diminta agar bisa meraup suara maksimal.

Di daerah pemilihan IV, meliputi Kecamatan Cempaga, Cempaga Hulu, dan Kotabesi, caleg pendatang baru seolah tak percaya melihat hasil perolehan suaranya. Padahal, di satu desa, dia menghabiskan biaya Rp 11 juta untuk meraup suara maksimal. Dia memperkirakan dengan modal itu bisa meraup 70-80 suara. Namun. Dia justru hanya mendapat 11 suara.

”Pileg kali ini memang brutal. Caleg banyak dikelabui tim sukses atau masyarakatnya. Yang pasti, biaya politik tahun ini meningkat tajam, sementara perolehan suara minim sekali,” ujarnya.(mex/sla/dc/hgn/ign)

 

)


BACA JUGA

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disdik Waspadai Siswa Tak Tercatat di Dapodik

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan pentingnya…

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disiplin ASN Jadi Prioritas, BKPSDM Kotim Tegaskan Tak Ada Pembiaran

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Disbudpar Gelar Pameran Budaya di Museum Kayu

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peran…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Pemkab Dorong Digitalisasi Kearsipan

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam mendorong…

Rabu, 25 Juni 2025 17:06

Satpol PP Imbau PKL Tak Berjualan di Ruang Milik Jalan

SAMPIT – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Fleksibilitas Kerja ASN di Kotim Masih Dikaji

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut terbitnya Peraturan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Finalisasi Dokumen Kontingensi 2025–2027 Masuki Tahap Akhir

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat kesiapsiagaan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:04

Pemkab Sosialisasi Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peningkatan…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Pengawasan Internal SOPD Perlu Diperbaiki

SAMPIT — Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Bupati Naikkan Target IPM dan Tekan Kemiskinan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat arah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers