SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Jumat, 26 April 2019 08:40
Mantan Birokrat Gagal Bersaing
ILUSTRASI.(NET)

SAMPIT – Sejumlah mantan birokrat di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) gagal bersaing dalam pemilihan calon anggota legislatif tahun ini. Perolehan suara mereka masih kalah jauh dibandingkan politikus tulen. Padahal, para mantan pejabat itu diharapkan bisa lolos agar pengawasan terhadap eksekutif lebih maksimal.

Catatan Radar Sampit, birokrat yang ikut bertarung, di antaranya Burhanudin (mantan Kepala Bappeda Kotim), Arifin Mastur (mantan Kepala Akbid Muhammadiyah Kotim), dan Mudjiono (mantan Kepala Disperindagsar). Suara tiga eks birokrat yang bergabung dengan Partai Gerindra itu tak mampu mengantarkan mereka meraih kursi di DPRD Kotim.

Kemudian, Kusdinata (mantan Kepala BPKAD Kotim) yang menggunakan perahu Demokrat di dapil selatan, juga tertinggal dengan caleg muda dari golongan milenial. Lalu ada Sugianoor (mantan Asisten I Setda Kotim) yang maju melalui perahu Nasdem juga tak berkutik menghadapi ketatnya persaingan di dapil IV. Raihan suara Suwardi, mantan Camat Mentaya Hulu itu juga jauh tertinggal (selengkapnya lihat grafis).

Dari sejumlah nama yang eks birokrat yang gagal itu, hanya Jabiden Nadeak dari Nasdem (pensiunan ASN Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sampit) yang bakal melanjutkan karirnya sebagai legislator di DPRD Kotim periode 2009-2024.

Praktisi hukum sekaligus pengamat politik di Kotim Bambang Nugroho mengatakan, para eks birokrat itu sebenarnya sangat diharapkan duduk di Kotim. Pasalnya, pengalaman mereka dinilai akan bermanfaat dalam mengawasi jajaran eksekutif dengan maksimal.

”Secara pribadi saya sangat berharap caleg eks birokrat bisa masuk dan duduk di DPRD Kotim. Salah satunya untuk mengoptimalisasi fungsi pengawasan dan penganggaran dilembaga itu,” kata Bambang.

Menurut Bambang, selama ini yang duduk di DPRD sebagian tidak paham dengan tugasnya. Bahkan, bisa dikatakan sumbe daya manusianya masih kalah dengan jajaran eksekutif. Padahal, legislatif berperan mengawasi eksekutif.

”Logikanya saja, kalau di lembaga itu diisi orang yang tidak tahu tugas dan fungsi, apalagi lagi kemampuan SDM-nya di bawah eksekutif, maka  fungsi pengawasan tidak bisa dilaksanakan. Artinya, legislatif ilmunya harus di atas eksekutif,” kata Bambang.

Bambang berpandangan, faktor kekalahan jajaran birokrat sangat kompleks. Padahal, secara popularitas birokrat senior yang mencaleg itu sudah dikenal. ”Saya menduga ini karena kekalahan strategi saja. Kalau popularitas, sudah puluhan tahun mereka terekspose ke publik hampir setiap hari. Siapa yang tidak kenal mereka?” katanya.

Selain itu, kata dia, juga kemungkinan akibat terjadinya jual beli suara. Mantan eksekutif tidak terbiasa dengan hal itu. ”Saya menilai jadi caleg ini harus menguasai tiga segmen, popularitas, strategi hingga kekuatan finansial. Apabila salah satunya tidak memenuhi, akan kalah. Jadi, ketiganya itu harus dikuasai dulu kalau mau dapat kursi,” katanya.

Seperti diberitakan, praktik politik uang dalam Pemilu 2019 disebut-sebut marak terjadi. Namun, sebagian justru merugikan sejumlah caleg. Banyak oknum caleg yang tekor karena harus mengeluarkan biaya besar untuk meraup suara. Mereka dikibuli, karena saat pemilihan berlangsung, suara yang diperoleh tak sesuai harapan.

Salah seorang caleg yang enggan disebutkan namanya mengaku menghabiskan dana sekitar Rp 20 juta untuk menjaring suara di suatu wilayah. Awalnya dia berharap bisa mendapatkan suara hingga ratusan. Namun, saat perhitungan, sang caleg ini hanya  mendapatkan satu suara di tempat pemungutan suara (TPS) yang dijanjikan akan banyak meraup suara.

Di daerah pemilihan IV, meliputi Kecamatan Cempaga, Cempaga Hulu, dan Kotabesi, caleg pendatang baru seolah tak percaya melihat hasil perolehan suaranya. Padahal, di satu desa, dia menghabiskan biaya Rp 11 juta untuk meraup suara maksimal. Dia memperkirakan dengan modal itu bisa meraup 70-80 suara. Namun. Dia justru hanya mendapat 11 suara. (ang/ign)


BACA JUGA

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disdik Waspadai Siswa Tak Tercatat di Dapodik

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan pentingnya…

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disiplin ASN Jadi Prioritas, BKPSDM Kotim Tegaskan Tak Ada Pembiaran

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Disbudpar Gelar Pameran Budaya di Museum Kayu

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peran…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Pemkab Dorong Digitalisasi Kearsipan

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam mendorong…

Rabu, 25 Juni 2025 17:06

Satpol PP Imbau PKL Tak Berjualan di Ruang Milik Jalan

SAMPIT – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Fleksibilitas Kerja ASN di Kotim Masih Dikaji

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut terbitnya Peraturan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Finalisasi Dokumen Kontingensi 2025–2027 Masuki Tahap Akhir

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat kesiapsiagaan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:04

Pemkab Sosialisasi Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peningkatan…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Pengawasan Internal SOPD Perlu Diperbaiki

SAMPIT — Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Bupati Naikkan Target IPM dan Tekan Kemiskinan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat arah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers