SAMPIT— Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengapresiasi pelaksanaan konferensi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kotim. Terlebih PWI Kotim selama ini menjadi barometer PWI di Kalteng. Ke depannya diharapkan siapapun pemimpin PWI Kotim diharapkan dapat terus membuat PWI solid.
Wakil Bupati Kotim Taufiq Mukri mengakui, selama ini wartawan di Kotim cukup bersinergi dengan pemerintah dalam hal pemberitaan. Sehingga program pemerintah selalu tersampaikan kepada masyarakat, melalui peran media.
Dia berharap dengan pengurusan yang baru, dapat terus membantu pemerintah dalam hal pemberitaan dan membawa kebaikan untuk PWI Kotim.
Tak hanya itu, pemerintah juga berharap agar media dapat membantu memerangi berita bohong yang beredar di media sosial. Sehingga tidak menimbulkan opini publik yang salah. Saat ini hadirnya media sosial juga menjadi tantangan media konvensional, untuk itu profesionalitas media dan wartawan sangat diperlukan.
Ketua PWI Kalteng Sutransyah menjelaskan, PWI Kotim merupakan salah satu PWI di kabupaten yang terbaik di Kalimantan Tengah. Hal inilah yang membuat PWI Kotim menjadi barometer Kalimantan Tengah. Salah satu indikatornya pelaksanaan program yang aktif dilaksanakan, terhitung PWI Kotim sudah melaksanakan dua kali uji kompetensi wartawan (UKW), pada tahun 2010 dan 2018. Hal ini tambahnya, tak dilakukan oleh semua PWI di kabupaten.
"Saya sangat apresiasi dengan PWI Kotim, Sebab mereka merupakan salah satu PWI yang paling aktif di Kalimantan Tengah, sehingga menjadi contoh dan barometer untuk PWI di kabupaten lain," jelas Sutran.
Andri Rizky Agustian, Ketua PWI Kotim periode 2016-2019 yang kembali terpilih menyampaikan, terima kasih kepada seluruh mitra yang mendukung jalannya program PWI Kotim selama ia menjabat. Banyaknya dukungan dan sumbangsih pemikiran selama ia menjabat sangat membantu jalannya program di PWI.
Sementara itu, Ketua Panitia Konferensi PWI Kotim, Agus Jaka Purnama menjelaskan, pelaksanaan konferensi berjalan dengan baik berkat dukungan seluruh rekan-rekan wartawan. Pelaksanaan konferensi dilakukan dalam periode tiga tahun sekali. (dc/oes)