KUALA KURUN – Saat ini, perkembangan era globalisasi di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) sudah semakin meluas. Ada dampak positif maupun negatifnya. Untuk dampak positif sudah bisa rasakan bersama, dimana perkembangan teknologi semakin canggih, kemajuan alat transportasi, dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.
”Kalau dari sisi negatif dari pengaruh globalisasi ini, banyak budaya barat yang ikut masuk ke daerah kita. Meski demikian, perkembangan globalisasi tersebut jangan sampai menyisihkan budaya daerah kita,” tegas anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gumas Heri A Junas, Senin (13/5) siang.
Sejauh ini para generasi muda lebih memilih budaya barat daripada budaya daerah sendiri, yang menyebabkan keberadaan budaya daerah mulai memprihatinkan. Padahal budaya daerah begitu beragam, mulai dari tarian, bahasa, alat musik, dan masih banyak lagi.
”Sekarang, budaya daerah kita mulai tersisihkan. Sekarang ini, sudah jarang sekali kita menemui generasi muda yang mau untuk memperhatikan kebudayaan daerahnya,” ujar politikus Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini.
Legislator dari daerah pemilihan (dapil) I mencakup Kecamatan Kurun, Mihing Raya, dan Sepang ini pun mendorong kepada pemerintah kabupaten (pemkab) untuk selalu memperhatikan kelestarian kesenian dan budaya lokal. Pasalnya, budaya merupakan aset daerah yang sangat berharga.
”Khusus kepada Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (DPKO) setempat juga harus memperhatikan peninggalan atau situs sejarah, jangan dibiarkan rusak begitu saja. Selalu rawat dan pelihara aset daerah yang kita miliki, agar nantinya bisa dinikmati oleh anak cucu kita,” tukasnya. (arm/yit)