SAMPIT – Perburuan warga terhadap keperluan Lebaran membuat Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit lebih padat dibanding biasanya. Arus lalu lintas macet karena banyaknya warga. Ironisnya, tak ada petugas terkait yang mengatur lalu lintas saat itu.
Pantauan Radar Sampit H-3 jelang Lebaran, Minggu (2/6), lalu lintas di sepanjang Jalan Iskandar menuju PPM macet panjang. Dimulai dari depan Ikon Jelawat hingga pertigaan Jalan Iskandar dan Jalan pangeran Antasari.
Parkiran di sepanjang jalan itu pun dipadati kendaraan roda dua. Untuk melintasi jalan agar keluar dari kemacetan, pengendara roda dua memerlukan waktu sekitar 30 menit, sementara roda empat sekitar 45 menit.
Keluar masuk kendaraan sepeda motor dan naik turunnya penumpang di lokasi tersebut merupakan salah satu faktor penambah durasi kemacetan. Tidak terlihat petugas keamanan yang berjaga dalam kondisi demikian. Hanya terlihat juru parkir yang mengatur kendaraan keluar masuk parkiran.
Parkiran di dalam area PPM yang dipadati motor, membuat pengunjung memilih parkir di luar area PPM. Di lokasi parkir depan pertokoan seberang PPM yang biasanya terparkir mobil pikap dan untuk bongkar muat barang, kemarin didominasi sepeda motor.
”Mobil sudah susah parkir, biasanya mereka hanya menurunkan penumpang saja,” ujar Darma, jukir di kawasan tersebut.
Darma menuturkan, tidak ada satu pun petugas keamanan yang mengatur lalu lintas yang macet di PPM. ”Petugasnya ya kami-kami jukir di PPM saja yang mengaturnya,” ujarnya.
Sejumlah pedagang sebelumnya telah memprediksi puncak lonjakan pengunjung terjadi pada Minggu (2/6). ”Pokoknya kalau sudah puncaknya parkir motor susah,” kata Robiyatul (28), pedagang pakaian di kawasan PPM.
Sejak awal puasa, toko miliknya sudah mengalami kenaikan sekitar 50 persen. Menjelang Lebaran, omsetnya diperkirakan bakal naik lebih dari 150 persen. Toko yang menjual barang grosir itu, dari satu pelanggan saja biasa menjual barang hingga Rp 3 juta. ”Seminggu ini saja bisa di atas Rp 25 juta,” ujarnya.
Nawarah (40), pedagang lainnya mengatakan, Lebaran tahun ini sepi dibanding sebelumnya. Minggu terakhir Lebaran, dia belum merasakan lonjakan berarti terhadap barang jualannya. Pengunjung memang ramai, tapi kebanyakan hanya jalan-jalan.
Selama Ramadan, omsetnya dalam sehari paling tinggi sebesar Rp 5 juta. ”Toko saya kecil, tapi banyak yang mengecer. Omset Rp 5 juta itu sudah paling bagus,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perdaganagn dan Perindustrian (Disdagperin) Kotim Redy Setiawan mengatakan, di PPM tak pernah lagi digelar pasar tumpah sejak tiga tahun belakangan. Hal itu disebabkan minat pedagang berjualan di pasar tersebut berkurang karena pembeli yang juga menurun.
”Kalau dulu, pasar tumpah di PPM menjual kue kering, pakaian, dan kelengkapan Lebaran lainnya. Saat ini sudah tidak ada lagi, karena masyarakat sudah memiliki banyak pilihan berbelanja selain di PPM," jelas Redy. (yn/dc/ign)
