SAMPIT-Pemkab Kotim telah memberikan fasilitas di kawasan Ikon Patung Jelawat Sampit untuk para penggiat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memasarkan produk mereka dalam bentuk bazar. Namun kegiatan ini masih perlu dukungan lainnya dari pemerintah agar terus tumbuh dan berkembang.
Weni, salah satu pelaku UMKM di kawasan itu mengatakan, apabila tidak didukung oleh pemerintah daerah, pihaknya tidak akan bisa maju dan berkembang. Dirinya menilai, sudah bagus respon dari pemerintah yang peduli terhadap para penggiat UMKM tersebut.
”Hanya saja untuk tahap pertama memang belum banyak yang mengisi, kenapa masih banyak tenda yang kosong, karena biaya terlalu mahal, jadi mereka keberatan,” bebernya.
Weni mengungkapkan, untuk tenda memang digratiskan, hanya saja untuk biaya bongkar pasang tenda dikenakan biaya Rp 100 ribu per tenda, serta Rp 50 ribu untuk listrik dan pemeliharaan kebersihan.
Sementara itu menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kotim Redy Setiawan, mengakui tenda yang sudah berumur 12 tahun riskan bocor saat hujan dan diusulkan perlu diperbaharui. Menurutnya untuk tenda memang tidak di pungut sewa, di pungut hanya jasa angkut dan bongkar pasang tenda, serta kontribusi untuk pembayaran listrik dan kebersihan.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah Kotim Halikinnor yang hadir saat pembukaan bazar UMKM Sabtu (15/6) lalu mengutarakan, untuk ketersediaan tenda dapat diusulkan di APBD Perubahan.
”Mudah-mudahan bisa kita anggarkan, untuk menggunakan tenda representatif sehingga apabila hujan tidak akan bocor. Nanti dihitung betul untuk menghemat biaya. Pertama ini sebenarnya untuk tidak terlalu membebani dulu, dan pemerintah daerah tidak menerima pemasukan apa-apa dulu sampai mereka benar-benar bangkit, dan sudah provit,” pungkasnya.(yn/gus)